 Kelebihan yang dimaksud di sini bukanlah sesuatu yang bersifat positif  atau keutamaan yang patut dibanggakan, melainkan kadar sesuatu yang  melebihi ukuran normalnya. Setiap sesuatu yang terletak pada tempatnya  dan sesuai ukurannya disebut sebagai sesuatu yang normal.
Kelebihan yang dimaksud di sini bukanlah sesuatu yang bersifat positif  atau keutamaan yang patut dibanggakan, melainkan kadar sesuatu yang  melebihi ukuran normalnya. Setiap sesuatu yang terletak pada tempatnya  dan sesuai ukurannya disebut sebagai sesuatu yang normal.Ketika kurang,  maka kita menyebutnya kekurangan. Begitu juga ketika lebih, maka kita  menyebutnya kelebihan atau berlebihan.
Dalam banyak hal, sesuatu yang cukup itu selalu baik. Yang dimaksud  cukup adalah tidak kurang dan tidak lebih. Kecuali akhlak yang terpuji,  akhlak terpuji semakin dipupuk dan dilestarikan akan semakin membuahkan  hasil yang positif.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
Kebaikan adalah akhlak terpuji. Dan keburukan adalah apa-apa yang  bergejolak di dadamu, dan kamu takut hal itu diketahui oleh manusia.  (HR. muslim)
Sesungguhnya pada setiap tasbih ada sedekah, pada setiap tahmid ada  sedekah dan pada setiap tahlil ada sedekah, menyuruh kebaikan adalah  sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan mendatangi istrimu  juga sedekah. (HR. Muslim)
Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari selagi  matahari masih terbit. Mendamaikan dua orang (yang berselisih) adalah  sedekah, menolong orang hingga ia dapat naik kendaraan atau  mengangkatkan barang bawaan ke atas kendaraannya merupakan sedekah,  kata-kata yang baik adalah sedekah, setiap langkah kaki yang engkau  ayunkan menuju ke masjid adalah sedekah dan menyingkirkan aral  (rintangan, ranting, paku, kayu, atau sesuatu yang mengganggu) dari  jalan juga merupakan sedekah. (HR. Bukhari-Muslim)
Jadi, tak ada istilah berlebihan dalam akhlak dan kebaikan, sebagaimana  tak ada kebaikan dalam berlebihan.
Namun ada beberapa hal yang jika melebihi kadar normalnya maka akan  menjadi buruk. Di antaranya sebagai berikut:
1. Berbicara
Banyak bicara akan menggiring seseorang untuk membicarakan sesuatu yang  tidak penting untuk dibicarakan. Dalam kondisi tertentu, berbicara  menjadi diharamkan jika telah memasuki wilayah ghibah. Umar bin Khattab  pernah berkata, "Barangsiapa banyak bicaranya, maka banyak salahnya.  Barangsiapa banyak salahnya, maka banyak dosanya. Barangsiapa banyak  dosanya, maka nerakalah tempatnya."
2. Makan
Sebagaimana berbicara, kelebihan makan juga dapat menimbulkan efek yang  buruk. Kekenyangan bisa mengakibatkan rasa kantuk dan menjadikan  seseorang malas melakukan ibadah. Banyak makan juga bukan merupakan  akhlak para Salafus Shalih. Ketika seseorang kenyang, maka nafsu syahwat  akan meningkat. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu Alaihi  Wasallam bersabda, “Syaitan itu mengalir dalam aliran darah kalian.  Maka sumbatlah aliran syaitan dalam darah kalian dengan berpuasa”.
3. Bergaul
Selain berbicara dan makan, berlebihan dalam bergaul juga dapat  mengakibatkan efek negatif. Terutama jika tidak pandai memilah dan  memilih teman bergaul, karena pergaulan dapat mempengaruhi mental,  karakter dan cara bersikap seseorang. Orang yang sering bergaul dengan  orang yang tak berakhlak misalnya, tentu akan memiliki akhlak dan  kebiasaan yang tak jauh dari mereka. Begitu juga sebaliknya, sering  bergaul dengan para ulama dan orang-orang shaleh juga dapat merubah  seseorang. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam  mengingatkan bahwa berteman dengan orang baik laksana berteman dengan  tukang minyak wangi, sekalipun tidak mendapatkan minyak tersebut, ia  akan mendapatkan aroma wanginya. Sebaliknya, berteman dengan teman buruk  ibarat berteman dengan pandai besi, jika tidak terkena percikan api  yang dapat membakar pakaian, setidaknya ia akan merasakan panasnya.
4. Tidur
Tidur memang mengasyikkan. Beban-beban berat yang melilit pada tubuh  selepas melakukan aktivitas harian seolah lepas satu-persatu dengan  tidur. Pikiran pun akan kembali segar ketika bangun tidur. Namun jika  kebanyakan, tidur dapat mengakibatkan pusing di kepala dan rasa malas.
Jika kita membaca biografi para ulama dan orang-orang saleh terdahulu,  tidur merupakan perkara yang sangat dihindari. Bahkan dalam Al-Quran  disebutkan ciri-ciri orang beriman dan bertakwa:
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada  Tuhannya dengan rasa takut dan harap, (QS. As-Sajdah: 16)
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam  mereka memohon ampun (kepada Allah). (QS. Adz-Dzariyat: 17-18)
Berbicara, makan bergaul dan tidur merupakan hal-hal yang perlu  diperhatikan kadarnya. Jangan sampai kurang dan jangan sampai kelebihan.  Itulah yang dimaksud dengan kelebihan-kelebihan yang membahayakan. Wallahu  A’lam.
0 komentar:
Posting Komentar
koment :