Di balik gemerlapnya tahun baru 2011

Posted on
  • by
  • ابوالياس
  • in
  • Label:
  • Hal yang umum mendengar regekan anak kecil di malam pergantian tahun, “Mi, belikan terompet, Mi…..murah, kok!”, rengek seorang anak kepada orang tuanya  ketika melintas dideretan para penjual terompet musiman akhir tahun. Yah, memang di samping kembang api dan bising suara motor yang dibuka knalpotnya, terompet termasuk salah satu “benda” paling ngetop di akhir tahun.

    Gambaran  kisah di atas sungguh amat sangat di sayangkan dari banyak kalangan kaum muslim baik anak-anak, kaula muda dan orang tua  berkumpul merayakan malam pergantian tahun. "dalam sebuah riwayat di katakan " ketika para sahabat mengusulkan cara untuk memanggil mereka berkumpul untuk mengerjakan sholat di masjid, di antara mereka ada yang mengusulkan suara lonceng, tembakan api dan juga terompet sebagai tanda masuknya waktu sholat. Namun Rosululloh menolaknya dan mengatakan bahwa itu semua merupakan adat istiadat orang-orang Nasrani, Yahudi dan Majusi. Hingga akhirnya Rosul memilih Bilal untuk mengumandangkan Adzan sebagai penanda masuknya waktu sholat. (dalam Kitab Nailur Author Asy-Syaukani, kitab Minhajul Muslim Syeikh Abu Bakar Al-jazairi.)

    Adakah yang salah dengan lonceng, terompet dan tembakan api (kembang api) ?
    Ternyata Rosul mengajak kita untuk mellihat sesuatu lebih dari sekedar dzohirnya saja, namun lebih dari itu nilai dari sesuatu itulah yang harusnya lebih menjadi perhatian kita. Benda-benda yang diusulkan para sahabat tadi merupakan representasi budaya, ciri khas dan pencitraan dari akidah para pemeluknya, sehingga Rosul ingin menekankan bahwa kita sebagi umat Islam harus mempunyai kepribadian yang khusus yang menandai bedanya budaya, gaya hidup dan yang paling utama adalah akidah kita.
    Seorang Muslim hendaknya selalu jeli melihat simbol-simbol budaya yang senantiasa ditawarkan kepada kita, mencari tahu historis dan nilai makna darinya.
    Namun, bila kita lihat dewasa ini begitu banyak “lonceng, terompet dan berbagai jenis kembang api” berupa gaya hidup dan produk budaya yang tanpa reserve ditelan mentah-mentah oleh kaum Muslimin.
    Bunyi terompet yang ditiup bersamaan pada jam 12 malam dan ramainya klub hiburan, hotel dan tempat-tempat hiburan dengan berbagai acaranya hanyalah bagian kecil dari “sosialisasi” mereka untuk menhapus atau setidaknya mengkaburkan identitas kita sebagai Muslim.
    Sepertinya kita sebagai seorang muslim dan pendidik ini sudah harus siap lagi membekali keluarga dan saudara kita menghadapi even terdekat setelah berlangsungnya pergantian tahun kemudian  “Valentine’s Day” yang merupakan “terompet” selanjutnya yang menggoda generasi kita.


    مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

    “Barangsiapa meniru-niru adat suatu kaum, maka ibaratnya mereka itu adalah bagian (HR :  Abu Dawud (4033), & oleh Ahmad:(5232) dari hadis Ibnu Umar rodhiyallaahu’anhumaa. Dan dishahihkan oleh Al ‘Irooqiy dalam “Takhrriju l ihyaa`”: (1/359), dan dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam “Fathu l Baariy”: (10/288))

    Jadi, masihkah suara terompet itu berarti untuk kita di malam pergantian tahun ? Teeeet…teeeet….teeeet!???

    Wallohu a’lam bis showab. .

    1 komentar:

    Kumpulan Hot Threads Kaskus mengatakan...

    selamat tahun baru 2011.
    semoga di tahun 2011 kita semakin menjadi baik. :)

    Posting Komentar

    koment :

     
    Copyright (c) 2011 Moslemblog's byAbu ilyas.