Terimakasih Kau Selalu Menemaniku .....
Sepekan  berlalu setelah kelahiran putri kedua kita. Aku begitu bahagia, Allah  memberikan amanah baru bagi kita. 
Seorang anak yang selama 7 bulan  berada dirahimku, dimana kulalui malam demi malam dalam kontraksi  panjang dan sakit pinggang.
Masih jelas kuingat wajah cemasmu saat menemaniku berjuang menghadirkan bayi kecil kita. Ada  tatapan penuh cinta yang terpancar darimu,Genggaman tanganmulah yang meyakinkanku bahwa kita mampu  menjadi orangtua hebat untuk seorang bayi yang kuat. Saat aku tak mampu  menahan laju air mataku, engkaulah yang dengan cinta menghapusnya  perlahan.
Suamiku, aku sadar betapa lemahnya aku  tanpamu. Disaat aku tak memiliki kekuatan untuk bertahan, aku selalu  memohon pada-Nya untuk menghadirkan kekuatan baru melaluimu. Dan…setelah  satu setengah tahun mengarungi samudera hidup bersamamu, aku semakin  yakin akan tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Terimakasih untuk  semua cinta yang kau hadirkan dalam hidupku. Sungguh aku tak pernah  mencintai seseorang seperti aku mencintaimu sebelumnya.
Terimakasih  untuk setiap kesabaran dan ketegaran yang kau hadirkan dalam rumah  tangga kita. Meski aku tahu, kau pun laki-laki biasa yang kadang dapat  lelah mengemudikan bahtera kita. Jangan pernah takut untuk berhenti  sejenak dan mengumpulkan kekuatan baru, sayang. Karena aku akan selalu  menemanimu, percayalah!
Terimakasih, karena kau telah  menjadikan aku wanita yang seutuhnya. Kau menjadikan aku, ibu dari putri  – putri kita yang menggemaskan. Aku berjanji akan mendidik mereka untuk  selalu taat pada Rabb kita. Kekuatan Tertinggi Cinta kita.
Jika aku harus memilih memiliki tubuh langsing seperti sebelum  menikah atau berperut buncit karena mengandung anak kita. Maka aku akan  memilih untuk mengandung, karena disaat itulah aku rasakan kekuatan  untuk melindungi dan mencintai..
Jika aku harus memilih  memiliki payudara indah seperti para model atau payudara yang membengkak  karena air susu. Maka aku akan memilih payudara membengkak yang mampu  memberi kehidupan. Karena disanalah aku belajar untuk berkorban dan  memberi kehidupan.
Jika aku harus memilih untuk  melahirkan sesar atau berjuang untuk melahirkan. Maka aku akan memilih  untuk berjuang sekuat tenaga melahirkan anak kita. Karena menunggu  kelahiran anak kita dari menit ke menit, yang begitu menyakitkan adalah  seperti menunggu antrian menuju Jannah-Nya. Sehingga ketika bayi kecil  kita terlahir dengan Asma Allah, para malaikat pun tersenyum diantara  peluh dan erangan rasa sakit.
Jika aku harus memilih  hidup tanpa beban dan bebas seperti saat aku belum menikah atau hidup  dengan segala keterbatasan bersamamu dan buah cinta kita. Maka aku akan  memilih untuk selalu bersamamu.
Percayalah, aku tak  pernah menyesali keputusan untuk menikah denganmu diusia dini, bahkan  sebelum aku berhasil merampungkan kuliahku. Aku tak pernah menyesal  memilih seorang laki-laki sederhana untuk menjadi Qowwam dalam  rumahtangga. Karena laki- laki sederhana itu menghadirkan banyak cinta  untukku.
Tetaplah bersamaku mengarungi bahtera ini,  karena akan begitu banyak ombak yang akan menghadang lajunya. Tetaplah  menggenggam tanganku dalam keyakinan berpasrah atas setiap  ketentuan-Nya. Tetaplah mencintaiku dengan cinta yang tiada pernah  ingkar…
Aku begitu bahagia menjadi istrimu….
(Ketika  harapan baru lembaran kehidupan kembali terbuka) 
 

0 komentar:
Posting Komentar
koment :