Bersama merajutan ukhuwah.

Posted on
  • by
  • ابوالياس
  • in
  • Label:
  • Entah dari mana akan kumulai menyusun satu demi satu kata menjadi untaian kalimat yang indah. Malam yang kian larut. Keheningan yang kian memuncak. Menyisakan kerinduan di sudut hati. Rindu kepada kalian sahabat, yang tak surut langkah terus berjuang untuk jalin ukhuwah islamiyah sesama muslim.
    Mungkin kita pernah merasakan. Memiliki teman atau sahabat dekat. Ada keinginan dalam hati untuk diperhatikan, disayang bahkan ingin diperlakukan istimewa. Namun disaat sahabat dekat dengan seseorang teman…Cemburu kan segera hadir tanpa permisi untuk mengusik hati.

    Itu juga yang pernah dirasakan oleh seorang Sahabat Rasul. Dialah ‘Amr ibn al-Ash. Siapa tak kenal silat lidahnya yang menjadi senjata amat mematikan dalam menikam dakwah Rasulullah. Namun siapa sangka jika hidayah telah menyapa dirinya, setelah perjanjian Hudaibiyah yang amat mencekam itu. Bersama Khalid ibn Walid dan Utsman ibn Thalhah mereka bergerak menuju Madinah untuk mendatangi Rasul agar Islam menjadi pengganti kekafiran mereka.

    Tak mereka sangka dan fikirkan sebelumnya, hadirnya mereka disambut hangat oleh Sang Nabi seperti saudara yang pergi merantau dan telah lama tak bersua. Dilayani, dimuliakan, diistimewakan  begitu rupa. Subhanallah.

    Apa yang kita rasakan jika hal itu terjadi pada kita? Senang dan bahagia tak terkira karena diperlakukan istimewa. Itulah yang dirasakan ‘Amr ibn al-Ash. Ia merasa dirinya amat spesial bagi Sang Nabi. Hingga disuatu saat ia memberanikan diri untuk bertanya kepada Beliau. Kala itu ia dan Sang Nabi tengah menunggangi kuda. Dengan penuh rasa percaya diri ia mendekati kuda tunggangan Sang Nabi. Sambil berbisik ia pun bertanya…

    “Siapakah yang paling engkau Cintai ya Rasul?”
    Rasul dengan seksama menjawab… “Aisyah!”
    “Maksud saya dari kalangan laki-laki ya Rasul…!?” ‘Amr menegaskan.
    Sambil tersenyum Rasul menjawab… “Ayahnya Aisyah”
    …”lalu siapa lagi?” Kembali ‘Amr bertanya.
    “Umar”…
    “Siapa lagi Rasul?” Tanya ‘Amr penasaran…
    “Utsman”…

    Pertanyaan terhenti. Tak ingin ia lanjutkan, karena ‘Amr khawatir dan takut jika namanya berada diurutan paling belakang.

    Akhirnya dilain hari ‘Amr berbincang dengan sahabatnya Khalid dan Utsman. Diakhir perbincangan semakin ia terpesona dan takjub dengan sosok Sang Nabi. Sebab Beliau shollohu alaihi wasallam. adalah tipe manusia yang siapa saja ada di dekatnya akan merasa paling dicinta, paling istimewa, paling spesial, bahkan paling berharga.

    Itulah Sang Nabi, jauh dari berkata yang tidak benar. Perkataannya penuh kejujuran dalam ketulusan. Subhanallah.

    Ini menjadi telisik pembelajaran buat kita umatnya. Karena Rasulullah. merupakan tauladan yang sesungguhnya dalam merajut tali ukhuwah hingga terikat kuat dalam sanubari para sahabat.

    Beliau bawa kecintaan pada diri sendiri berhijrah menuju cinta sesama yang memancarkan Peradaban Cinta. kepada Sang Nabi namanya dipuji di langit dan di bumi, pencipta ukhuwah perajut persaudaraan sekaligus sebagai pribadi penyampai Risalah  Islam.

    Terlintas di benakku…
    Adakah ukhuwah ini seindah rajutan kasih Sang Nabi dan Para Sahabat???

    Akankah jarak nan jauh menjadi penghalang derasnya kasih perajut ukhuwah di antara kita???

    Sungguh…ia bukan penghalang, namun ia menjadi perekat dan pengikat hati dalam asma-Nya.

    Ukhuwah sejati dalam dekapan ukhuwah hanya kan terajut dari diri yang beriman.

    “Barang siapa yang tidak akan merasakan manisnya iman,” begitu Rasululloh sabdakan, “salah satunya ia mencintai seseorang tidak karena yang lain kecuali karena Alloh semata.” Seperti itulah yang diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari.

    “Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga ia menyayangi saudaranya seperti menyayangi dirinya sendiri.” Itu juga yang Rasul pesankan dalam hadist riwayat : Imam al-Bukhari dan Muslim.

    Kita tahu bahwa iman merupakan itikad, kalbu terajut dalam amal dengan perbuatan. Namun apa yang di hati bisa tersembunyi, lisan bisa berdusta dan amal bisa direkayasa. Karena itulah Alloh ta'ala menguraikan banyak ukuran iman agar tiada dusta diantara kita.

    Seperti yang diriwayatkan oleh AL imam Muslim…
    “Al-muslim man salimal-muslimuuna min lisaanihi wa yadihi.”

    Rasululloh  berpesan…supaya kita selalu menjaga mereka dari gangguan lisan dan tangan kita. Karena itulah batas terendah dalam dekapan ukhuwah.

    “Man kaana yu’ minu billaahi walyaumil aakhiri fal-yaqul khairan aw liyasmut.”

    “Barang siapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir maka berkatalah yang baik atau jika tidak diam.” Begitu kata Sang Nabi yang dicatat dalam riwayat Bukhari dan Muslim.

    Beliau juga bersabda…”Jangan kalian saling mendengki dan jangan saling membelakangi karena permusuhan dalam hati.Tetaplah jadi hamba-hamba Allah yang bersaudara.” Itulah yang diriwayatkant imam Bukhari dalam shahihnya.

    Ukhuwah sejati dalam dekapan ukhuwah meminta kita untuk mengambil Cinta dari langit dan menaburnya di bumi.Sungguh…di Taman Surga kan ada menara-menara cahaya yang menjulang untuk hati yang saling mencinta.

    Mu’adz bin jabal rodhiyallohu anhu  mendengar Rasulullah  bersabda…

    Allah ‘Azza wa Jalla berfirman. “Orang-orang yang saling mencintai karena keAgunganKu, mereka akan mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya. Para Nabi,sholihin dan Syuhada pun tertarik oleh mereka.” Seperti itulah yang diriwayatkan oleh at-Tarmidzi.

    Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim
    Jika umurku terhenti disini…
    Izinkanku ya Rabb,
    Untuk menaiki menara-menara cahaya itu bersama mereka,
    Mereka yang kucintai karena keAgungan-Mu.

    Marilah kita bangun menara itu
    dalam dekapan ukhuwah sejati…
    sebening prasangka,
    sepeka nurani,
    sehangat semangat,
    senikmat berbagi,
    sekeras tekat,
    sekokoh janji,
    selembut sapaan,
    dan sesejuk tatapan dalam senyuman.

    Karena kalian adalah cerminku.
    Bercermin untuk mengenali diri.
    Untuk memperbaiki diri bukan untuk takjub pada bayang-bayang sendiri.
    Atau malah menyalahkan sang cermin.


    “Mukmin yang satu adalah cermin bagi mukmin yang lain.” Itulah Sang Nabi sampaikan.

    Selamat datang Cinta…

    Kudekap kalian dalam hangatnya ukhuwah.
    Mana tanganmu,
    Ini tanganku.
    Genggam tanganku,
    Kugenggam tanganmu.
    Melangkah kita bersama,
    Menyongsong Cahaya itu,
    Cahaya yang telah dijanjikanNya,
    Sabilul mukninin....
    Agar Keridoan kan slalu menyertai......

    Maafkan atas lisan dan sikapku,
    bila telah mengecewakanmu…

    Sungguh…Aku mencintai kalian karena Alloh ...
    ( inni Uhibukum fillah...)

    2 komentar:

    Fuad mengatakan...

    Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam kenal...
    Blog walking, mampir balik ya sobat...
    Terima Kasih Banyak Kawan... ^_^
    Jangan lupa tinggalkan jejakmu yang membuat hati ini senang karena telah engkau kunjungi aku... ^_^

    (أحمد تجاري عثمان) mengatakan...

    Mu’adz bin jabal rodhiyallohu anhu mendengar Rasulullah bersabda…

    Allah ‘Azza wa Jalla berfirman. “Orang-orang yang saling mencintai karena keAgunganKu, mereka akan mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya. Para Nabi,sholihin dan Syuhada pun tertarik oleh mereka.” Seperti itulah yang diriwayatkan oleh at-Tarmidzi.

    Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim
    Jika umurku terhenti disini…
    Izinkanku ya Rabb,
    Untuk menaiki menara-menara cahaya itu bersama mereka,
    Mereka yang kucintai karena keAgungan-Mu.

    Marilah kita bangun menara itu
    dalam dekapan ukhuwah sejati…
    sebening prasangka,
    sepeka nurani,
    sehangat semangat,
    senikmat berbagi,
    sekeras tekat,
    sekokoh janji,
    selembut sapaan,
    dan sesejuk tatapan dalam senyuman.

    Karena kalian adalah cerminku.
    Bercermin untuk mengenali diri.
    Untuk memperbaiki diri bukan untuk takjub pada bayang-bayang sendiri.
    Atau malah menyalahkan sang cermin.

    “Mukmin yang satu adalah cermin bagi mukmin yang lain.” Itulah Sang Nabi sampaikan.

    Selamat datang Cinta…

    Kudekap kalian dalam hangatnya ukhuwah.
    Mana tanganmu,
    Ini tanganku.
    Genggam tanganku,
    Kugenggam tanganmu.
    Melangkah kita bersama,
    Menyongsong Cahaya itu,
    Cahaya yang telah dijanjikanNya,
    Sabilul mukninin....
    Agar Keridoan kan slalu menyertai......

    Maafkan atas lisan dan sikapku,
    bila telah mengecewakanmu…
    Sungguh…Aku mencintai kalian karena Alloh ...
    ( inni Uhibukum fillah...)
    LABEL: UNTAIAN KATA HIKMAH
    1 komentar:

    Fuad mengatakan...
    Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam kenal...
    Blog walking, mampir balik ya sobat...
    Terima Kasih Banyak Kawan... ^_^
    Jangan lupa tinggalkan jejakmu yang membuat hati ini senang karena telah engkau kunjungi aku... ^_^

    Posting Komentar

    koment :

     
    Copyright (c) 2011 Moslemblog's byAbu ilyas.