Pembuat pena menaruh pena di sampingnya sebelum ia memasukkannya ke dalam kotak. “Ada lima hal yang perlu kau ketahui sebelum aku mengirimmu ke dunia,” kata pembuat pena kepada pena.
“Pertama, kau dapat melakukan banyak hal yang besar asal kau bersedia berada dalam genggaman orang.
“Pertama, kau dapat melakukan banyak hal yang besar asal kau bersedia berada dalam genggaman orang.
Kedua, kau akan merasakan pedihnya rautan dari waktu ke waktu, tapi kau membutuhkan itu agar menjadi pena yang lebih baik.
Ketiga, kau harus mengoreksi kesalahan yang kau goreskan.
Empat, yang terpenting darimu adalah bagian dalam dalam tubuhmu.
Lima, pada permukaan apa saja kau digoreskan, kau harus dapat meninggalkan coretan(kesan),” jelas si pembuat pena
Pena memahami semua nasehat itu dan berjanji akan selalu mengingatnya.
Yakinku dirimu mengerti tulisan sederhana ini ialah refleksi dari adanya dirimu. Ya, seorang yang jauh lebih paham bagaimana cara membesarkan seseorang. Seorang yang jauh lebih merasakan pedihnya rautan dari tajamnya roda kehidupan dibanding rautan yang dirasakan pena. Seorang yang selalu ingin meminta muhasabahi atas apa yang telah bahkan yang akan dilakukan. Seorang yang merasa tidak ada yang lebih penting dari dirinya kecuali iman yang bersemayam, yang walaupun tertatih dirimu menjaganya, tapi azzam kuat untuk menjadikannya modal untuk bertemu denganNya kelak terpancar jelas dari tutur dan raut mukamu. Dan seorang yang tidak hanya bisa meninggalkan kesan tapi juga pesan, pesan sederhana bagi kami, “ bahwa hidup itu begini, dan apapun yang terjadi terus lakukan kebaikan, meski kita takkan bisa menghindari, dalam proses kebaikan itu ada kesalahan, ada sakit yang dirasakan, tapi tetap lah kuat, dan perbaiki apa yang dirimu mampu perbaiki.” Seperti setablet vitamin yang terkadang pahit, tapi ia ada untuk menguatkan.
Yakinku dirimu mengerti tulisan sederhana ini ialah refleksi dari adanya dirimu. Ya, seorang yang jauh lebih paham bagaimana cara membesarkan seseorang. Seorang yang jauh lebih merasakan pedihnya rautan dari tajamnya roda kehidupan dibanding rautan yang dirasakan pena. Seorang yang selalu ingin meminta muhasabahi atas apa yang telah bahkan yang akan dilakukan. Seorang yang merasa tidak ada yang lebih penting dari dirinya kecuali iman yang bersemayam, yang walaupun tertatih dirimu menjaganya, tapi azzam kuat untuk menjadikannya modal untuk bertemu denganNya kelak terpancar jelas dari tutur dan raut mukamu. Dan seorang yang tidak hanya bisa meninggalkan kesan tapi juga pesan, pesan sederhana bagi kami, “ bahwa hidup itu begini, dan apapun yang terjadi terus lakukan kebaikan, meski kita takkan bisa menghindari, dalam proses kebaikan itu ada kesalahan, ada sakit yang dirasakan, tapi tetap lah kuat, dan perbaiki apa yang dirimu mampu perbaiki.” Seperti setablet vitamin yang terkadang pahit, tapi ia ada untuk menguatkan.
0 komentar:
Posting Komentar
koment :