 Terus terang, saya sering dibikin  sebal dan jengkel dengan kenakalan anak. Luar biasa berat menghadapi  anak-anak itu. Apalagi menghadapi anak yang nakal, tetapi cengeng.  Setengah mati rasanya!. Tapi memang harus punya dada yang lapang (kalau  perlu badan kita dada semua dah…. hehehe).
Terus terang, saya sering dibikin  sebal dan jengkel dengan kenakalan anak. Luar biasa berat menghadapi  anak-anak itu. Apalagi menghadapi anak yang nakal, tetapi cengeng.  Setengah mati rasanya!. Tapi memang harus punya dada yang lapang (kalau  perlu badan kita dada semua dah…. hehehe). Ketimbang memukul atau mencubit, hukuman  pukul pantat buat anak  dianggap  lebih aman karena pantat lebih empuk  dan kalaupun dipukul  hanya akan  terasa sakit sebentar. Sebaiknya  hentikan pikiran seperti  itu, jangan  lagi memberi hukuman pukul pantat  pada anak.
Sebuah penelitian  menunjukkan bahwa  memukul pantat anak saat mereka  berusia tiga tahun  akan mengarah pada  perilaku yang lebih agresif  ketika mereka berusia  lima tahun atau  lebih.
Ada beberapa alasan kenapa sebaiknya  orang tua menghindari pukulan pantat  atau hukuman fisik lainnya:
- Mengajarkan konsekuensi yang logis jauh lebih kuat pengaruh yang tertanam pada pikiran anak ketimbang memukul pantat sehingga anak akan menyadari perbuatan tersebut salah karena ada risikonya.
- Pukulan di pantat terbukti gagal mengajarkan perilaku yang diinginkan orangtua. Anak malah berupaya coba-coba lagi mengulangi kesalahannya.
- Kebanyakan anak lebih suka menerima pukulan di pantat ketimbang memikirkan tindakan mereka yang keliru.
- Riset juga menunjukkan pukulan pantat mempunyai banyak efek samping negatif, seperti kemarahan, kebencian, balas dendam.
 
Dengan kata lain, hukuman pantat  justru akan menjadi bumerang   membuat anak lebih agresif.
“Kita semua tahu bahwa anak-anak   membutuhkan bimbingan dan disiplin,  tetapi orangtua harus fokus pada  hal  yang positif yaitu bentuk  pendisplinan non-fisik, seperti  membatasi  waktu dan hindari memukul,”  kata penulis studi Catherine  Taylor, asisten  profesor ilmu kesehatan  masyarakat di Tulane  University School of  Public Health and Tropical  Medicine di New  Orleans, seperti dikutip dari  Health24, Rabu  (14/4/2010).
Hukuman fisik seperti  memukul pantat  memang merupakan bentuk yang  relatif kecil, tetapi  hukuman seperti ini  justru dapat memberikan  implikasi yang lebih besar  nantinya, yaitu  membuat anak menjadi lebih  agresif.
“Studi  tersebut menyoroti bagaimana  mengasuh anak secara positif  sangat penting  dan efektif dalam memutus  siklus kekerasan dan  berpotensi mengurangi  tingkat kekerasan secara  keseluruhan di  masyarakat kita,” kata Dr  Kathryn J. Kotrla, ketua  psikiatri dan ilmu  perilaku di College of  Medicine, kampus Texas  A&M Health Science  Center Round Rock.
Penelitian  sebelumnya yang telah  diterbitkan dalam Pediatrics edisi Mei,  juga menunjukkan  hubungan antara hukuman fisik dan agresi  pada  anak-anak.
Banyak organisasi termasuk American  Academy of  Pediatrics,  menasehatkan larangan keras terhadap  hukuman fisik.  Diperkirakan 35  hingga 90 persen orangtua masih  menerapkan cara  pendisiplinan seperti  ini.
Pada studi baru, hampir 2.500 ibu   menanggapi pertanyaan seberapa  sering mereka memukul pantat anak usia   tiga tahun selama sebulan  terakhir. Mereka juga ditanya tentang tingkat   agresi anak pada usia  tiga tahun, dan berbagai faktor risiko orangtua   seperti depresi ibu,  penggunaan alkohol dan kekerasan di antara  anggota  keluarga lainnya.
Sekitar 50 persen dari ibu mengatakan  bahwa  mereka tidak memukul  pantat anak mereka sebulan terakhir,  sementara 27,9  persen melaporkan  memukul pantat satu atau dua kali,  dan 26,5 persen  lainnya mengatakan  bahwa mereka menggunakan jenis  hukuman fisik ini  lebih dari dua kali  selama jangka waktu tersebut.
Hasilnya, anak  usia tiga tahun yang  dipukul pantat dua kali atau  lebih pada sebulan  terakhir, meningkatkan  peluang sebesar 50 persen  menjadi agresif ketika  mereka berusia lima  tahun.
“Kita tahu bahwa anak-anak belajar  dari  apa yang orangtuanya  lakukan, jadi jika seorang anak dipukuli  dengan  alasan apapun, Anda  benar-benar mengajarkan anak bahwa memukul,   bertindak atau bersikap  agresif adalah diperbolehkan,” kata Taylor.
Menurut  Taylor, ada juga studi lain  yang menunjukkan bahwa memukul  pantat anak  dengan alasan apapun, akan  mempengaruhi perkembangan otak,  emosi dan  juga tentunya mempengaruhi  perilaku.
Dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar
koment :