 Beliau radhiyallahu ‘anhu berkata:“Bertakwalah kalian kepada  Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan jadikanlah orang tertua di antara kalian  sebagai pemimpin. Sungguh apabila suatu kaum mengangkat orang tertua  mereka sebagai pemimpin niscaya pemimpin tersebut akan menggantikan  peran orang tua mereka dalam memberikan/melakukan yang terbaik bagi  mereka.
Beliau radhiyallahu ‘anhu berkata:“Bertakwalah kalian kepada  Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan jadikanlah orang tertua di antara kalian  sebagai pemimpin. Sungguh apabila suatu kaum mengangkat orang tertua  mereka sebagai pemimpin niscaya pemimpin tersebut akan menggantikan  peran orang tua mereka dalam memberikan/melakukan yang terbaik bagi  mereka. Jikalau orang termudanya yang dijadikan sebagai pemimpin yang  ditaati tentu akan menyebabkan berkurangnya penghormatan terhadap  orang-orang tuanya, berakibat pada pembodohan mereka, peremehan, serta  sikap tidak merasa butuh terhadap orang-orang tua tersebut.
Hendaklah kalian memiliki harta dan mengembangkannya melalui pekerjaan/usaha yang baik, karena hal itu akan menjadikan kalian memiliki kemuliaan serta kedudukan yang tinggi serta mencukupkan kalian dari meminta-minta. Hati-hatilah kalian, jangan sampai mengemis-ngemis kepada manusia, karena hal itu merupakan batasan terakhir dari usaha seseorang. Jika aku mati, janganlah kalian melakukan niyahah (meratap), sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah diniyahahi. Jika aku mati, kuburkanlah di tanah yang tidak diketahui oleh Bani Bakr bin Wail, karena di masa jahiliah dulu, aku pernah menyerang mereka secara tiba-tiba pada saat mereka lengah.”
(Syarh Shahih Al-Adabul Mufrad hal. 475)
Hendaklah kalian memiliki harta dan mengembangkannya melalui pekerjaan/usaha yang baik, karena hal itu akan menjadikan kalian memiliki kemuliaan serta kedudukan yang tinggi serta mencukupkan kalian dari meminta-minta. Hati-hatilah kalian, jangan sampai mengemis-ngemis kepada manusia, karena hal itu merupakan batasan terakhir dari usaha seseorang. Jika aku mati, janganlah kalian melakukan niyahah (meratap), sebab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah diniyahahi. Jika aku mati, kuburkanlah di tanah yang tidak diketahui oleh Bani Bakr bin Wail, karena di masa jahiliah dulu, aku pernah menyerang mereka secara tiba-tiba pada saat mereka lengah.”
(Syarh Shahih Al-Adabul Mufrad hal. 475)
http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=780
0 komentar:
Posting Komentar
koment :