Berikut ini adalah transkrip dari ceramah yang  disampaikan oleh Abul  Abbas Musa Richardson yang berjudul The Evils of Harry Potter  and the kufr of Magic. Naskah ini awalnya ditranskrip dan  diterjemahkan secara ringkas oleh Al-Akh  Anas Fauzi Rakhman, kemudian kami edit dan kami lengkapi  berdasarkan hasil transkrip oleh Ummu Yusuf dari Srilanka. Semoga bisa  bermanfaat dan kami doakan, “Jazakumullahu khairan,” untuk semua pihak  yang telah berpartisipasi dalam penyusunan artikel ini.
Sesungguhnya pujian hanya milik Allah, kami  memuji-Nya, kami memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami juga  berlindung kepada Allah dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan jeleknya  amalan-amalan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada  yang bisa menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkan Allah maka  tidak ada yang bisa memberinya petunjuk. Dan aku bersaksi bahwa tidak  ada Ilah (yang berhak) disembah melainkan Allah saja dan tidak ada  sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan  utusan-Nya. Amma ba’du (Adapun setelahnya).
Dan sesungguhnya sebaik-baik berita adalah  kitabullah (Al-Quran) dan sebaik-baik hidayah (bayinah)/bimbingan adalah  bimbingan dari Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan sejelek-jelek  perkara adalah yang muhdats (baru) dalam agama karena setiap yang baru  dalam agama itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan kesesatan  tempatnya di neraka.
Kali ini kita akan membahas sesuatu topik  yang sangat penting yang harus dimengerti dan dipahami secara baik, hal  ini dikarenakan pembahasan menyangkut masalah keimanan dan aqidah, bukan  masalah yang bisa disepelekan dan dikatakan tidak relevan dengan  perkembangan zaman.
Musuh kebaikan, Iblis laknatullah ‘alaih  (laknat atasnya) mempunyai beragam cara dan berbagai arah untuk  menyesatkan anak Adam, syaitan telah berjanji kepada Allah untuk  menyesatkan sampai hanya didapati sedikit manusia yang bersyukur,  disebutkan dalam Al-Quran:
“Demi kekuasaan Engkau sungguh aku (iblis)  akan menyesatkan manusia semuanya.” (Shad: 82)
Dan pada ayat yang lain:
“Iblis menjawab: “Karena Engkau telah  menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi)  mereka dari jalan Engkau yang lurus,”
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari  muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan  Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Al  A’raaf 16-17)
Syaitan akan menggunakan berbagai cara agar  manusia tidak beriman kepada Allah, melakukan syirik, menolak ayat-ayat  Al-Quran, dan bentuk kemungkaran yang lainnya tanpa pernah beristirahat.
Ketika seorang anak manusia terlahir ke dunia  maka akan langsung ada syaithan di sisinya, maka sadarilah bahwa  syaitan adalah musuh yang nyata. Oleh karena itu, dalam Islam  disyariatkan untuk berlindung dari syaitan mulai dari ketika kita  berhubungan badan (hendaknya seseorang membaca –ed):
بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ  وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan Nama Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari  setan, dan jauhkan setan untuk mengganggu apa yang Engkau rezekikan  kepada kami.” (HR.  Al-Bukhari 6/141, Muslim 2/1028)
Rasulullah juga mensyariatkan untuk membaca  nama Allah ketika masuk rumah sehingga syaitan akan berkata, “Kita tidak  bisa bermalam di rumah ini sekarang.” Salah satu tuntunan Rasulullah  yang lainnya adalah menutup pintu rumah dengan menyebut nama Allah dan  menjaga anak-anak kita di dalamnya ketika maghrib (tenggelam matahari),  karena waktu itu syaitan banyak yang keluar. Salah satu faidah menjaga  anak-anak kita di dalam rumah adalah bentuk penjagaan karena anak-anak  biasanya sering lupa mengingat Allah, maka sebagai orang tuanya yang  punya tanggung jawab.
Di sisi lain, syaitan terus berusaha dan  mencari cara, maka mereka syaitan masuk ke rumah dalam bentuk buku,  film, hiburan, dll. Hal ini terkadang sering tidak dipahami oleh para  orang tua. Padahal “Setiap kamu adalah pemimpin dan akan ditanya atas  kepemimpinannya.” Oleh karena itu kita harus tahu apa-apa yang  dapat membahayakan keluarga kita, terutama masalah tauhid dan aqidah.
Di sini insya Allah akan dibahas satu di  antaranya.
Kufurnya Sihir
Termasuk di dalamnya adalah sihir, di mana  sekarang dimunculkannya kerancuan antara white magic dan black magic  padahal semua sihir itu sama yaitu menjauhkan dari Allah subhanahu  wata’ala, menjauhkan dari tauhid, menjauhkan dari sunnah Rasulullah  shallallahu alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam  kitabullah:
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh  setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa  Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak  mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir).  Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada  dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang  keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum  mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu  jangnalah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu  apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang  (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi  mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah.  Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan  tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa  barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah  baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka  menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (Al-Baqarah:  102)
Dari ayat di atas bisa disimpulkan bahwa  mengajarkan sihir adalah bentuk kekufuran, mempelajari sihir juga  termasuk kekufuran dan dari bagian kedua disebutkan bahwa sihir itu  adalah ujian.
Adapun di dalam hadits disebutkan:
“Jauhilah tujuh perkara yang akan  membinasakan.” Para shahabat bertanya: “Apa itu?” Beliau bersabda:  “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa tanpa alasan yang haq, makan  riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh  orang-orang yang beriman yang menjaga diri dari lalai.” (HR.  Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat At-Tirmidzi, Jundub bin Ka’ab  As-Sa’di meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa dalam  hukum Islam hukuman dari pelaku sihir adalah dipenggal dengan pedang.
Telah ada riwayat dari ulama salaf yang  membunuh pelaku sihir. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Shahih  beliau dari Bajalah bin ‘Abdah, berkata ‘Umar bin Al-Khaththab: “…Agar  membunuh para tukang sihir.” Maka kami membunuh tiga tukang sihir.
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam  Kitab At-Tauhid berkata: “Telah shahih dari Hafshah bahwa beliau  memerintahkan untuk membunuh budak yang menyihirnya.” Dan telah shahih  pula dari Jundub radhiallahu anhu.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan dalam Fathul  Majid (hal. 343) berkata: “Diriwayatkan pula yang mengatakan (tukang  sihir harus dibunuh) dari ‘Umar, ‘Utsman, Ibnu ‘Umar, Hafshah, Jundub  bin Abdullah, Jundub bin Ka’ab, Qais bin Sa’d, dan ‘Umar bin Abdul  ‘Aziz.”
Perlu diingat bahwa hukuman di sini yang  berhak melakukan adalah pemerintah muslim bukan secara individual dan  jika pelaku sihir bertaubat maka diampuni.
Di sisi lain di kalangan orang modern berkata  “Saya tidak percaya adanya sihir, itu kan cuman cerita zaman dahulu”.  Padahal Rasulullah sendiri pernah mengalaminya, yaitu beliau pernah  disihir oleh Labid bin A’shom. Hadits ‘Aisyah radliallahu ‘anha ia  bercerita:
“Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam  pernah disihir sehingga dikhayalkan padanya, bahwa dia telah melakukan  sesuatu, padahal dia tidak melakukannya. Hingga pada suatu hari, saat  beliau di sampingku, beliau berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala, lalu  berkata: “Hai Aisyah, tahukah engkau bahwa Allah telah memberikan  jawaban kepadaku tentang apa yang aku tanyakan kepada-Nya?” “Apa itu  wahai Rasulullah?” tanyaku. Beliau bertutur: “Dua orang telah  mendatangiku, yang seorang duduk di kepalaku, dan yang seorang lagi  duduk di kakiku. Salah seorang dari mereka bertanya kepada temannya:  “Sakit apa pria ini?” Ia menjawab: “Ia terkena sihir.” “Siapa yang  menyihir?” tanyanya penasaran. Ia menjawab: “Labid bin Al-A’sham, si  pria Yahudi Bani Zuraiq.” “Bagaimana caranya?” kata yang bertanya. Yang  ditanya menjelaskan, bahwa penyihiran dilakukan dengan cara membuat  buhul dengan mengikatkan rambut pada sisir yang dibalutkan pada mayang  kurma. Yang bertanya kembali bertanya, “Di mana buhul itu diletakkan?”  “Di sumur Dzi Arwan,” jawab yang ditanya. Kemudian Nabi shallallahu  ‘alaihi wasallam dengan ditemani beberapa orang sahabat pergi ke sumur  tersebut. Setelah benda tersebut didapatkan, maka Nabi shallallahu  ‘alaihi wasallam bertutur kepada ‘Aisyah radliallahu ‘anha: “Demi Allah,  airnya air daun pacar, batangnya seakan-akan kepala syaitan.” Aku  (‘Aisyah) menukas: “Wahai Rasululllah, apakah engkau mengeluarkannya  dari sumur itu?” Rasul shalallhu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak,  karena aku telah disembuhkan oleh Allah dan aku khawatir terjadi hal-hal  yang tidak diinginkan pada orang-orang, maka buhul itupun dipendam.” [Diriwayatkan  oleh Bukhori (10/235-236) dengan Fathul Bari. Sumur Dzi Arwan  adalah sumur di Madinah yang cukup dikenal. Dan diriwayatkan, sumur itu  terletak di sebelah kiri Masjid Nabawi yang kini tanda-tandanya sudah  lenyap, Mu’jam Al-Buldan (1/299)] 
Poin yang bisa diambil adalah Rasulullah  sebagai seorang terbaik, orang yang paling dekat dengan Allah saja  pernah disihir oleh karena itu kita jangan merasa aman dari fitnah sihir  dan sadar bahwa sihir itu nyata dan bukan perkara yang remeh.
Dalam sebuah buku yang berjudul 10 pembatal  keislaman yang ditulis oleh Syaikh Shalih Al-Fauzan disebutkan bahwa  salah satunya adalah sihir dan secara spesifik disebutkan bahwa dengan  sihir menyatukan dan atau memecah suami-istri. “Barang siapa yang  melakukannya dan ridha dengannya maka dia kafir.”
Dalam bukunya, Syaikh Shalih Al-Fauzan  menjelaskan bahwa praktek sihir dibagi menjadi dua, yaitu hakiki dan  ilusi. Sihir hakiki dilakukan dengan cara menghembuskan sihir secara  langsung dengan jimat, menghilangkan ingatan seseorang, meminta bantuan  kepada jin-jin syaitan. Pengaruh jenis sihir pertama ini dirasakan  langsung oleh korbannya seperti jatuh sakit bahkan sampai kematian atau  menghilangkan ingatan seseorang.
Sihir jenis kedua adalah ilusi, yaitu dia  melakukan manipulasi sehingga orang lain berpikir seolah-olah melihatnya  padahal kenyataanya tidak ada. Contohnya seperti seseorang merubah batu  jadi binatang, memenggal kepala orang dan kemudian memasangnya kembali,  masuk ke dalam api tapi tidak terbakar, dan lain lain yang biasanya  sering kita lihat di dalam sirkus-sirkus. Dalam Al-Quran jenis sihir ini  disebutkan saat menceritakan Fir’aun:
“Mereka berkata: Sesungguhnya dua orang  ini (Musa dan Harun) adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir  kalian dari negeri kalian dengan sihirnya, serta hendak melenyapkan  kedudukan kalian yang utama. Maka himpunkanlah segala daya (sihir)  kalian kemudian datanglah dengan berbaris dan sesungguhnya beruntunglah  orang-orang yang menang pada hari ini. Setelah mereka berkumpul, mereka  berkata: Hai Musa, (pilihlah) apakah kamu yang melempar dahulu atau  kamilah yang mula-mula melemparkan? Musa berkata: Silakan kalian  melemparkan. Maka tiba-tiba tali dan tongkat mereka terbayang kepada  Musa seakan-akan dia merayap dengan cepat lantaran sihir mereka. Maka  Musa merasa takut dalam hatinya. Kami (Allah) berkata: Janganlah kamu  takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Lemparkanlah  apa yang ada di tangan kananmu, niscaya dia akan menelan apa yang mereka  perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya  tukang sihir (belaka) dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana  saja dia datang.” (Thaha: 63-69)
Pembagian sihir ini bukan berarti hukum sihir  itu berbeda, bahkan sama. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Jundub  bin Ka’ab As-Sa’di pada saat kekhalifahan Bani Umayyah didapatinya  seorang yang melakukan sihir ilusi untuk menghibur (sulap) yaitu dengan  cara memotong kepala dan memasangnya kembali dalam keadaan masih hidup.  Ketika Jundub melihat ini dia mencabut pedangnya dan memenggal kepala  tukang sihir di tempat tanpa adanya ilusi.
Bahaya Harry Potter
Setelah kita tahu bahaya dari sihir kita  harus merealisasikan dalam bentuk nahi munkar.
“Barang siapa di antara kamu yang melihat  sebuah kemungkaran maka hendaklah dia merubahnya dengan tangannya, maka  apabila tidak bisa maka dengan lisannya, dan apabila tidak bisa maka  dengan hatinya. Dan yang demikian itu (dengan hati) adalah selemah-lemah  iman.” (HR. Muslim)
Jadi seseorang yang percaya kekufuran pada  sihir tapi tidak ada pengingkaran ketika melihatnya maka perlu  dipertanyakan aqidahnya. Dan sesuai hadits
“Barang siapa yang melakukannya dan ridha  dengannya maka dia kafir.”
Salah satu fenomena sihir adalah Harry  Potter, di mana banyak orang membaca bukunya (termasuk oleh  muslim), melihat filmnya, atau memainkannya di video game. Buku serial  Harry Potter adalah buku terlaris sepanjang sejarah. Untuk  mendapatkannya orang akan rela antri berjam-jam pada tengah malam di  depan toko buku karena takut kehabisan. Buku setebal 700-800 halaman  dengan desain dan isi menarik, orang pun akan langsung terbuai  dengannya.
”Syaitan telah menguasai mereka lalu  menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan.  Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang  merugi.” (AlMujadilah 19)
Dan ini adalah salah satu bukti dari sihir  itu sendiri, dari perkataan/retorika dan apa-apa yang ditulis sehingga  membuat orang lupa. Fenomena sihir yang menyebabkan manusia sangat  mencintai buku ini, dari berbagai macam usia, berbagai gender, dan  berbagai kewarganegaraan. Buku ini sudah diterjemahkan lebih dari 40  bahasa dan mencapai setiap sudut dari planet bumi ini.
Dan suatu kenyataan yang menyedihkan Allahu  musta’an pada hari Jumat malam pada suatu sekolah Islam, anak-anak  menghadiri antrian untuk mendapatkan serial Harry Potter terbaru  sehingga ketika Sabtu pagi mereka saling bercerita “Hei aku sudah punya  Harry Potter yang terbaru!”
Mereka berlomba-lomba untuk membawa masuk  buku yang berisi sihir, buku yang berisi kekufuran terhadap Allah, buku  yang berisi apabila orang melakukannya (sihir) maka dia telah keluar  dari agama Islam, buku yang berisi sesuatu yang mengantarkan kepada api  neraka. Jelas ini adalah tipudaya syaitan yang dahsyat.
Bagi yang belum mengetahui tentang Harry  Potter sekarang kita sedikit memperkenalkan siapa dia, siapa  teman-temannya dan siapa guru-gurunya.
Harry Potter seorang anak muda yang awalnya  hidup pada kehidupan normal, di tengah-tengah kaum Muggle, dan  terseret ke dalam dunia kegelapan dikarenakan dia adalah keturunan  penyihir terkenal. Muggle adalah orang yang tidak peduli dengan  sihir/magic, orang yang tidak mau belajar magic, orang pada umumnya.  Dalam buku ini digiring kepada sebuah wacana bahwa Muggle adalah orang  yang bodoh. Ini adalah salah satu perang pemikiran pertama.
Kemudian Harry Potter masuk ke sebuah sekolah  penyihir Hogwarts, disana dia belajar satu demi satu sihir,  belajar mantra, dan sebagainya untuk menjadi seorang penyihir, sesuatu  yang sangat dibenci dalam Islam.
Salah satu gurunya bernama Albus  Dumbledore seorang tua yang digambarkan mirip Santa Claus dengan  jenggot putih yang panjang berkacamata, dialah yang paling sakti di  antara penyihir, punya kemampuan melihat apa yang dilakukan orang yang  punya tingkat sihir di bawahnya, dia juga punya piaraan bernama Phoenix,  seekor burung api, yang bisa menyampaikan pesan atau mendapatkan  informasi dari orang lain.
Salah satu gurunya yang lain di sekolah sihir  bernama Professor Trelawney yang mengklaim dirinya seorang  peramal, seorang yang punya kemampuan meramal masa depan dan yang akan  terjadi. Dan kita belajar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  orang yang meramal dan percaya dengan ramalan maka tidak diterima  sholatnya selama 40 hari. Rasulullah bersabda:
Barangsiapa yang mendatangi ‘arraaf  (tukang ramal) dan menanyakan sesuatu kepadanya, tidak akan diterima  shalatnya selama empat puluh hari. (HR. Muslim)
Harry Potter punya beberapa teman dari para  tukang sihir, binatang, jin, arwah. Di antara teman-temanya dari  kalangan bukan manusia adalah Moaning Myrtle, dia digambarkan sebagai  arwah seorang gadis kecil yang hidup di pipa septik di bawah toilet  kamar mandi wanita. Harry Potter mendatangi dia secara rutin untuk  mendapatkan saran, konsultasi, atau untuk memecahkan masalah-masalah  yang misteri. Jadi Harry Potter harus mendatangi kamar mandi perempuan  untuk menemuinya. Ini juga pengingkaran terhadap sunnatullah bahwa  seseorang yang mati maka tempatnya di alam barzah dan terputus amalnya  kecuali 3 perkara.
Kemudian di dalam buku pembaca digiring untuk  membedakan antara white magic (sihir putih/baik) dan black magic (sihir  hitam/jahat). Pembatasan dua sihir ini dibuat sedemikian rupa sehingga  batas antara baik dan jelek tersamarkan, di mana mantra-mantra yang  digunakan sama, hanya tujuannya saja yang berbeda, padahal dalam Islam  kedua sihir ini adalah dilarang dan mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Beberapa teknik sihir yg disebutkan dalam  buku ini kadang disebutkan secara rinci seperti bagaimana cara  mengucapkan mantra-mantra, bagaimana cara meramal masa depan, bagaimana  membuat ramuan, dan yang lainnya. Di dalam buku Harry Potter sihir  disebutkan dalam 3 jenis:
Jenis pertama, jenis yang terlemah  ketika para murid baru saja belajar dan jenis ini tidak terlalu efektif.
Jenis kedua adalah dimulai  mempraktekan ketika mereka mulai mengajar di kelas.
Dan yang terakhir dan yang merupakan  paling berbahaya adalah tahapan melihat, dapat melihat masa depan,  melihat dengan mata terdalam dan orang pada umumnya tidak bisa  mengontrol kemampuan ini.
Teknik lainnya yang digunakan untuk  mengungkap masa depan adalah melalui ilmu perbitangan (astrologi),  dengan arah burung (di mana pada masa Jahiliyah Arab terkenal dengan  nama Tathoyur), jika burung terbang ke kanan maka bertanda baik  dan sebaliknya. Teknik lainnya adalah menggunakan kartu, bola kristal,  tafsir mimpi dan api keberuntungan (fire omen).
Adapun teknik astrologi adalah meramal masa  depan yang berhubungan dengan tanggal lahir, di mana Harry Potter  belajar dari sebuah tabel di mana seseorang terpengaruh hidupnya  berdasarkan letak-letak bintang dan planet.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  mengajari kita sebuah hadits:
“Allah subhanahu wata’ala berfirman: ‘Pagi  ini hamba saya bangun dalam keadaan kafir dan beriman, orang yang  berkata kita mendapat hujan dikarenakan adanya formasi bintang ini maka  dia telah kafir kepada saya (Allah) dan percaya kepada bintang dan orang  yang berkata kita mendapat hujan karena Allah maka dia telah beriman  kepada saya (Allah) dan tidak beriman kepada bintang-bintang.”
Kita sebagai muslim harus tahu bahwa bintang  tidak menunjukkan apa-apa kecuali 3 perkara sebagaimana atsar yang  datang dari Qotadah (seorang tabi’in) bahwa bintang berfungsi sebagai:  penghias langit, pelempar bagi syaitan yang mencoba mencuri berita dari  langit (Allah). Sebagaimana kita tahu bahwa sebelum diutusnya Rasulullah  shallallahu ‘alahi wasallam syaitan berusaha mengetahui terlebih dahulu  datangnya utusan Allah. Fungsi bintang yang ketiga adalah sebagai  penunjuk arah (navigasi), menentukan arah perjalanan dengan bantuan  bintang-bintang. Kemudian Qotadah melanjutkan: “Maka barangsiapa  mempergunakannya untuk selain tujuan itu, sungguh terjerumus ke dalam  kesalahan, kehilangan bagian akhiratnya, dan terbebani dengan satu hal  yang tak diketahuinya.” (Shahih Bukhori)
Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal  atau dukun dan membenarkan apa yang ia katakan, sungguh ia telah kafir  terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad. (HR. Empat ahlu  sunan dan disahihkan oleh Hakim). 
Jadi kita melihat di dalam buku ini banyak  yang bertentangan dengan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,  berbagai jenis sihir salah satunya adalah membuat racun dengan  bumbu-bumbu ramuan yang disebutkan secara detail dalam buku ini, seperti  memasukkan tikus dengan kepala terpenggal, darah kelelawar, dan  memberinya mantra-mantra.
Disebutkan dalam serialnya bahwa Harry Potter  belajar pada kelas khusus yang mempelajari membuat ramuan-ramuan dari  racun.
Setelah itu pada tahun 2001 dibuatlah sebuah  website yang diperuntukkan untuk para penggemar Harry Potter, di sini  kita bisa mempelajari karakter-karakter dalam Harry Potter, di halaman  berapa disebutkan dalam bukunya, dan informasi di dalam ceramah ini  diambil dari website tersebut.
Di dalam website ini juga disediakan kamus  mantra-mantra (di dalam bahasa Latin) dari A-Z. Ada mantra yang  digunakan untuk terbang, digunakan untuk menghentikan pergerakan  sesuatu, mantra untuk mengubah hewan menjadi gelas minum. Di dalam  website ini juga disebutkan secara detail baik cara mengucapkannya dan  bagaimana agar efektif, bumbu-bumbu untuk membuat ramuan sakti yang  terkadang mengerikan.
Kemudian kenapa Harry Potter begitu berbahaya  terhadap pemikiran? Secara logika maka yang pertama kali diserap oleh  anak-anak adalah kepahlawanan kemudian dia akan melihat bagaimana cara  untuk menjadi pahlawan sehingga akan terbetik dalam hati anak-anak, saya  akan menjadi seorang penyihir atau saya ingin bersekolah sihir seperti  Hogwart, saya akan belajar mantra-mantra, saya akan belajar melindungi  diri dari kejahatan orang lain, saya akan menjadi penyihir yang baik,  saya akan menyelamatkan orang lain dengan sihir, menghilangkan rasa  berlindung dan meminta kepada Allah.
Dari sebuah jejak pendapat kepada anak-anak  yang sudah membaca buku Harry Potter didapatkan beberapa pernyataan, di  antaranya:
Delon (10 th), “Saya ingin pergi ke sekolah  penyihir, belajar sihir dan menggunakannya salah satu mantranya.”
Girl (12 th), “Jika saya bisa ke sekolah  penyihir maka saya akan bisa mantra dan membuat ramuan-ramuan dan  menaiki sapu terbang.”
Jefri (11 th), “Jika kita bisa menjadi  penyihir maka kita bisa mengontrol situasi dan sesuatu seperti  mengendalikan guru.”
Katherin (9 th), “Saya akan pergi ke sekolah  penyihir dan mempraktekan mantra-mantra kepada orang.”
Caroline (10 th), “Saya seperti merasakan di  dunia Harry Potter, jika saya berada di sekolah penyihir saya akan  mempelajari semuanya, melindungi diri dari dunia kegelapan.”
Ini adalah beberapa tanggapan anak-anak  setelah membaca serial Harry Potter.
Cukup disayangkan di kalangan anak-anak  muslim buku ini sangat digemari bahkan di antara mereka sampai  membacanya lebih dari sekali. Mereka adalah korban dari orang tua yang  tidak menjaga.
Dengan mengekspose realita Harry Potter  diharapkan sebagai seorang muslim harus sadar dan terbangun bahwa kita  tidak bisa berdiam diri membiarkan anak-anak kita generasi muslim  membaca sesuatu yang mendekatkan kepada api neraka. Jangan malah kita  senang karena anak-anak kita gemar membaca dan menambah perbendaharaan  kata anak-anak karena bagaimanapun sihir adalah kekufuran kepada Allah  yang mengantarkan kepada api neraka. Hal lainnya yang membahayakan bagi  perkembangan anak penggiringan pengarang untuk terus membaca buku ini  dan pembentukan fantasi yang tinggi.
Sedikit tambahan  informasi bahwa penulis buku ini adalah J.K. Rowling, dia adalah lulusan  dari Exeter University di Inggris yang familiar dengan praktek occultic  yang menggunakan elemen serta filosofis agama pagan, Celtic, Druid,  yang kental dengan nuansa sihir dan penyembahan kepada Syaithan.
Demikian yang bisa disebutkan daripada bahaya  Harry Potter dan sebagai seorang pemimpin kita bertanggungjawab  terhadap fenoma ini.
“Hai orang-orang yang beriman jagalah  diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka” (At-Tahriim 6)
Anak-anak itu lemah, oleh karena sebagai  orang tua punya kewajiban untuk menjaga mereka.
“Maka tolong-menolonglah di atas kebaikan  dan ketaqwaan dan jangan tolong menolong di atas dosa dan pelanggaran” (Al  Maidah 2)
 Salah satu renungan di mana kita dapati pada  artikel-artikel sejenis maka akan timbul pertentangan dengan  mengeluarkan pernyataan bahwa buku sejenis ini cuman hiburan, bohongan,  atau alasan yang lainnya. Di sini kita berikan perumpamaan bagaimana  jika hiburan yang disuguhkan kepada generasi muslim kita dalam bentuk  pornografi atau kekerasan tentu akan timbul pertentangan batin di dalam  hati kita, sedangkan sihir lebih jahat dibanding membunuh jiwa yang  tidak berdosa atau zina di mata Allah subhanahu wata’ala.
Salah satu renungan di mana kita dapati pada  artikel-artikel sejenis maka akan timbul pertentangan dengan  mengeluarkan pernyataan bahwa buku sejenis ini cuman hiburan, bohongan,  atau alasan yang lainnya. Di sini kita berikan perumpamaan bagaimana  jika hiburan yang disuguhkan kepada generasi muslim kita dalam bentuk  pornografi atau kekerasan tentu akan timbul pertentangan batin di dalam  hati kita, sedangkan sihir lebih jahat dibanding membunuh jiwa yang  tidak berdosa atau zina di mata Allah subhanahu wata’ala.————————-
(Diterjemahkan secara bebas kemudian  ditranskrip oleh anas fauzi rakhman dari ceramah berbahasa  Inggris oleh Abul ‘Abbas Moosaa Richardson yang berjudul The  Evils of Harry Potter and the kufr of Magic. File audio bisa  didownload gratis dari www.troid.org)

0 komentar:
Posting Komentar
koment :