Nenek moyangmu bermula dari tanah liat yang kering,
Letaknya pada bagian paling bawah
Terinjak-injak oleh kaki-kaki yang melangkah diatasnya
Asal mulamu dari air yang hina
Memancarnya pun atas kehendakNya
Tak menjadi apa-apa saat tak dijaga dalam dinding yang kokoh
Teramat mudah ia keluar sebelum waktunya
Teramat mudah ia terancam untuk kembali menjadi tiada
Lahirmu ke dunia adalah kesendirian sejak mulanya
Tak membawa apa-apa selain janji yang kelak tak bisa kau berpaling darinya
Serta suara tangis yang menunjukkan segala ketidakberdayaanmu tanpaNya
Lalu mengapa kau lalu berjalan di muka bumi dengan pongah
Kau tak lagi hiraukan tiap tanah yang kau tapaki adalah asalmu yang tak berpunya
Mata itu, yang kau banggakan ketajamannya adalah pinjaman
Kulit itu, yang kau pastikan kemulusannya pun bukan milikmu juga
Otak itu, yang kau pastikan kehebatannya juga dapat dengan mudah kehilangan semuanya
Lalu kau tetap berjalan dengan pongah
Tak peduli dengan setiap panggilan, sayup-sayup dari menara
Tak peduli pada setiap anjuran dari kitab suci
Tak peduli dengan semuanya sebab merasa telah berpunya!
Hey, kau yang tidak punya apa-apa!
Seperti datangmu yang tanpa sehelai benang
Kelak kembalimupun tanpa apa-apa
Mungkin hanya dengan selembar kain yang kelakpun akan termakan oleh hewan-hewan tanah
Kau kembali padanya, pada ibumu, pada bumi yang telah menunggu kembalimu
Entah seperti apa dia akan memelukmu
Apakah dengan lembut?
Ataukah dengan himpitan sebab dulu kau berjalan diatasnya dengan sesuka hatimu saja!
Hey, kau yang tak punya apa-apa!
Perhatikanlah bahwa tiap mentari terbenam
Tak pernah ia berjanji untuk kembali datang
Maka esok untukmu pun bukanlah niscaya
Lihatlah dirimu dari segala sisinya
Dan temukankan bahwa
Kau memang tak pernah punya apa-apa!
Untuk semua orang yang senang berkata, ”Suka-suka gue dong!” ^^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
koment :