 Gelombang elektromagnetik yang berasal dari HP  memang masih “tanda tanya” besar mengenai efek sampingnya. Tetapi tidak  ada salahnya anda menyimak berita yang satu ini yaitu mengenai peneltian  yang dilakukan.
Gelombang elektromagnetik yang berasal dari HP  memang masih “tanda tanya” besar mengenai efek sampingnya. Tetapi tidak  ada salahnya anda menyimak berita yang satu ini yaitu mengenai peneltian  yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa universitas Amerika dan Swedia mengatakan bahwa meletakkan HP di samping tempat tidur akan memberikan beberapa efek samping, seperti susah tidur, resah atau bingung bahkan sampai mengubah kepribadian anda.
Penelitian ini melibatkan 71 orang dan 38 orang diantaranya mengalami masalah diatas.
Walaupun jumlah sampling (contoh) hanya sedikit  yaitu 71 orang dan tidak bisa dijadikan suatu dasar atau penilaian bahwa  gelombang dari HP berbahaya tetapi tidak ada salahnya untuk meletakkan  HP anda sedikit lebih jauh dari tempat tidur anda.
Apabila anda merasa tidak bisa menjauhkan HP anda  karena digunakan sebagai alaram untuk bangun pagi, mungkin sudah saatnya  anda membeli beberapa jam alarm.
Di samping itu, Para peneliti di National  Radiology Protection Board, Inggris, mengatakan radiasi elektromagnetik  yang dihasilkan dari telepon genggam dapat merusak DNA dan mengakibatkan  tumor otak. Orangtua seharusnya tidak memberikan telepon genggam pada  anak-anak yang berusia 8 tahun atau di bawahnya sebagai tindakan  pencegahan gangguan radiasi dari alat-alat tersebut.
“Ketika Anda menggunakan telepon genggam, 70-80 persen energi radiasi yang dipancarkan dari antena telepon itu diserap oleh kepala. Bahkan, beberapa penelitian meunjukkan, potensi dampak negatif dari penyerapan radiasi jangka panjang yang dipancarkan oleh telepon genggam. Sayangnya, hanya sedikit penelitian yang memfokuskan pada anak-anak,” ungkap Prof Henry Lai dari University of Washington, AS, seperti dikutip web MD Health.
Prof Henry mengatakan, efek radiasi pada  anak-anak sangat mengkhawatirkan karena otak yang masih berkembang  sangat mungkin terkena radiasi. Tumor otak biasanya berkembang selama 30  sampai 40 tahun. Anak-anak yang menggunakan telepon genggam sejak  remaja akan mempunyai periode waktu yang lebih panjang sebelum terlihat  dampaknya.
“Kita tidak tahu apakah anak-anak lebih  mudah terkena radiasi,” katanya sambil menyarankan agar orang-orang  menggunakan headset guna menjauhkan antena dari kepala.
Radiasi  ponsel diduga kuat juga dapat mempengaruhi kualitas tidur. Sebuah  penelitian yang didanai perusahaan-perusahaan ponsel, belum lama ini,  mengidikasikan bahwa radiasi dari handset dapat menimbulkan sejumlah  gangguan seperti insomnia, sakit kepala dan pusing0pusing. Radiasi juga  dapat menurunkan durasi tidur lelap sehingga mengganggu kemampuan tubuh  Anda untuk memulihkan diri.
Adalah para ahli dari Karolinska Institute  di Swedia dan Wayne State University di Amerika Serikat yang melakukan  riset tentang radiasi ini dengan dukungan dana dari Mobile Manufacturers  Forum. Para ahli melibatkan sebanyak 35 pria dan 36 wanita berusia 18  hingga 45 sebagai partisipan dalam penelitian.
Selama riset, beberapa partisipan  dikondisikan untuk mendapatkan efek radiasi yang setara dengan jumlah  yang diterima ketika seseorang menggunakan ponsel. Beberapa partisipan  lain juga harus menjalani kondisi serupa, namun tanpa diberi efek  radiasi.
Setelah simulasi tersebut terungkap bahwa  partisipan yang diberikan efek radiasi membutuhkan waktu yang lebih lama  untuk masuk ke tahap pertama dari beberapa tingkatan tidur nyenyak  (deep sleep). Partisipan ini juga menghabiskan waktu sebentar saja pada  tahap tidur paling dalam.
“Riset mengindikasikan bahwa dengan pemberian efek radiasi di  laboratorium menggunakan sinyal wireless 884 MHz penting artinya  komponen tidur untuk dapat memulihkan diri dari pengaruh buruk akibat  pemakaian sehari-hari,” ungkap peneliti dalam kesimpulannya.  salah  seorang peneliti, Profesor Bengt Arnetz, mengatakan bahwa riset tersebut  mengindikasikan dengan kuat bahwa penggunaan ponsel berhubungan dengan  perubahan khusus pada bagian otak yang berfungsi mengaktifkan dan  mengkoordinasikan sistem stres.  “Teori lainnya yang muncul adalah  radiasi dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yang berfungsi  mengatur ritme tubuh secara internal,” katanya. Dari riset ini pun  terungkap bahwa …..
setengah dari total partisipan mengalami gangguan yang disebut elektrosensitif. Mereka mengalami beberapa gejala seperti sakit kepala, gangguan fungsi kognitif akibat penggunaan ponsel.
“Bukti-bukti sekarang semakin menguat bahwa kita seharusnya menangani  masalah ini dengan cara yang sifatnya mencegah. Riset ini menganjurkan  jika Anda memang harus menelepon di malam hari, akan lebih baik  menggunakan telepon kabel, dan jangan simpan ponsel Anda di meja dekat  tempat tidur,” ungkap Alasdair Philips direktur Powerwatch, yang  meneliti dampak bidang elektromagnetik terhadap kesehatan.  Mike Dolan,  direktur eksekutif Mobile Operators Association, justru menilai hasil  riset ini tidak konsisten dengan hasil penelitian lainnya.  “Ini  hanyalah sedikit bagian saja dari teka-teki ilmiah yang sangat besar.  Ini hanyalah efek yang sangat kecil, seorang peneliti cenderung  menilainya tidak lebih dari sebuah efek yang timbul dari secangkir  kopi,” ungkapnya. (kcm)
Masih terkait ponsel, penggunaan alat komunikasi itu secara berlebihan ternyata juga berpotensi menyebabkan kanker kelenjar ludah.
Indikasi terbaru akan pengaruh buruk ponsel  ini terungkap melalui hasil penelitian yang melibatkan sekitar 500  orang Israel yang mengidap kanker. Dalam penelitian di Israel tersebut,  data penggunaan ponsel para partisipan dianalisa dan dibandingkan dengan  1.300 pemeriksaan kesehatan.  Dari hasil analisa, partisipan yang biasa  memakai ponsel dengan menempelkannya di satu sisi kepala selama  beberapa jam tercatat 50 persen berisiko lebih besar mengidap kanker  kelenjar ludah.  Riset mengenai pengaruh ponsel ini dipublikasikan dalam  The American Journal of Epidemiology.
Penelitian tentang pengaruh ponsel memang sudah banyak dilakukan dan  kebanyakan selalu memusatkannya pada risiko mengidap penyakit tumor. Dan  tak jarang di antara riset tersebut tidak menemukan hubungan signifikan  antara radiasi ponsel dengan risiko mengidap kanker.  Menurut  penelitian di Tel Aviv University, penelitian-penelitian tersebut  cenderung selalu terfokus pada tumor otak, dan seringkali tidak  mengujinya untuk penggunaan jangka panjang.  Kanker kelenjar ludah  adalah jenis penyakit dengan prevalensi sangat rendah. Inggris misalnya,  dari 230.000 kasus kanker yang ditemukan setiap tahunnya, hanya 550  kasus yang berhubungan dengan jenis yang satu ini.  Dr Siegal Sadetzki  yang memimpin riset ini mengatakan penggunaan ponsel di Israel tercatat  lebih tinggi ketimbang negara lain di dunia. Fenomena ini memberikan  keuntungan bagi riset karena peneliti dapat memantau pengaruhnya untuk  jangka panjang atau pun dampak kumulatif yang akan terjadi.   “Dibandingkan dengan peneliti lain, jumlah paparan para radiasi  frekuendi radio yang kami pantau di sini lebih tinggi. Jika Anda mau,  Anda akan melihat apa yang terjadi di mana pun lebih cepat terjadi di  Israel,” ungkapnya. (kcm)
(sumber : Tribun Jabar – 5 Oktober 2008)
0 komentar:
Posting Komentar
koment :