Apakah kita sudah merasa tenang dengan membiarkan anak-anak duduk manis dan betah berlama-lama di depan televisi? Kebanyakan orang tua yang sibuk bekerja menjadikan televisi sebagai teman anak supaya tidak mengganggu orang tua dalam bekerja.
Televisi saat ini bukan merupakan barang yang asing dalam kehidupan rumah tangga. Bukan juga barang mewah yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Namun sekarang telivisi layaknya sebuah kebutuhan yang harus dimiliki oleh setiap keluarga.
Tidak bisa dipungkiri bahwa peran televisi juga besar di era teknologi informasi yang makin cepat. Yang bisa kita peroleh yaitu dalam pemanfaatannya sebagai sumber ilmu pengetahuan, penyiaran informasi yang lebih cepat daripada media lain, dan menambah kosa kata baru ynag bermanfaat. Namun tentu saja mudharatnya tetap ada bahkan mungkin lebih besar daripada manfaatnya, jika prosentasi program tayangkan sebagimana tujuan tersebut hanya kecil. Selebihnya adalah hal-hal yang sia-sia bahkan bisa merusak pemikiran.
Terkadang orang tua mempunyai persepsi yang salah bahwa asal anak diam ketika ditemani TV, it’s OK. Sehingga orang tua lebih tenang dalam melakukan aktivitas rumah tangga yang lain dengan membiarkan anak-anaknya betah berjam-jam di depan TV. Tapi apakah orang tua juga menyadari bahaya yang lebih besar lagi ketika anak-anak sudah kecanduan nonton TV.
Tayangan televisi memberikan pengaruh yang kuat dalam proses pembentukan pemikiran anak. Tentu saja pengaruh yang buruk akan berbahaya dan menjadi sarana yang mudah untuk merusak pendidikan anak. Walaupun tak juga dinafikkan bahawa ada sisi positif yang bisa kita ambil darinya. Prosentasinya tak sebanding dengan tayangan yang disajikan saat ini yang lebih banyak memberikan efek negatif. Bahkan televisi menjadi sarana empuk untuk merusak pola pikir generasi muda. Media masa merupakan alat untuk menanamkan pemikiran-pemikiran. Bisa media masa merupakan senjata pamungkas masal bagi musuh Islam untuk manghancurkan nilai-nilai dasar islam dan kepribadian generasi muda.
Yahudi dan kaum kafir mempunyai agenda besar dengan pemanfaatan media masa sebagai senjata untuk merusak pemikiran umat Islam. Agenda untuk memiliki negara Yahudi Raya adalah dengan merusak generasi muda dan anak-anak dengan tayangan televisi yang berbau mistik, penuh kesyirikan yang menjadikannya pemuda yang lemah dalam hal aqidah dan menjadi pengekor pola pikir rusak.
Dampak pada generasi muda dan anak-anak
Sebaiknya kita menyadari bahwa kebanyakan tayangan televisi sekarang ini bukannlah tayangan mendidik yang lebih banyak menonjolkan tindakan anarkis, budaya konsumenisme, hedoninsme dan bahkan menjauhkan orang dari nilai-nilai moral dan agama. Wal iyyadubillah.
Sebagai orang tua seharusnya lebih cermat mengamati perkembangan anak didiknya akibat pengaruh tayangan televisi. Dampak negativenya bisa jadi lebih besar. Anak yang punya kebiasaan menonton TV kebanyakan mempunyai masalah dalam bersoasialisasi dengan orang lain. Baik itu teman, anggota keluarga yang lain dan bahkan lingkungan. Ia cenderung menjadi pribadi yang individualis. Yang acuh dengan keadaan sekitar dan lebih senang terhadap kesenangan dirinya sendiri.
Berlama-lama di depan televisi juga bisa memperlambat kemampuan anak dalam bertutur dan berfikir. Karena pertukaran gambar yang cepat dan dilihat dari berbagai sudut pandang menjadikannya sulit untuk berkonsentrasi. Tentu saja ini bisa mengurangi prestasi akademiknya. Kemampuan berbahasanya pun akan turun akibat dari informasi yang didapat hanya satu arah sehingga menjadikan ia pasif. Anak tidak banyak melakukan aktivitas fisik selama ia menonton sehingga ia menjadi tidak kreatif. Sikap acuh terhadap lingkungan akan terjadi ketika anak berada di depan televisi, hal ini karena ia terkonsentrasi penuh dengan acara yang ditontonnya. Sehingga apapun yang terjadi di sekelilingnya tidak dihiraukan.
Apa yang ditampilkan ditelevisi cenderung mengajak kita untuk mengikuti budaya konsumerisme. Anak-anak yang menjadi sasaran empuk produk-produk komersial apalagi jika produk itu di tawarkan oleh tokoh yang menjadi idola di kalangan mereka.
Selain hal di atas, Bahaya pemikiran ini yang paling berbahaya. Yaitu bahaya laten perusakan pemikiran. Sungguh tayangan televisi yang bersifat anarkis, walaupun itu dikemas dengan program serial kartun. Sebagai contoh Tom and Jerry, serial kartun yang mengisahkan tentang permusuhan antara kucing dan tikus. Kalopun sekilas kartun itu merupakan program hiburan untuk anak tanpa efek samping namun dampaknya sangat besar dalam pembentukan perilaku dan pola pikir anak. Pemikiran mereka yang belum kuat, belum bisa membedakan mana perilaku tokoh itu yang berupa action pemain atau sekedar rekayasa kamera belaka. Sehingga ia cenderung meniru perilaku tokoh dalam film tersebut. Bisa saja akan terekam di benak mereka bahwa kekerasan merupakan solusi untuk memecahkan masalah, seperti yang digambarkan dengan perilaku tokoh kartun.
Meminimalisir Pengaruh Buruk Televisi
Kalo dilihat besar madharat maupun manfaat, tentunya mungkin madaharatnya lebih besar daripada manfaat yang bisa kita ambil, hendaknya kita akan lebih berfikir panjang untuk memutuskan “perlukah televisi ada di rumah kita” .Namun kalopun kita memang sulit untuk menghilangkan televisi dari rumah kita, setidaknya kita bisa memenej pemanfaatan televisi sehingga bisa menjadikann manfaat dan tidak menjadi musuh terbesar kita dalam upaya mendidik anak. Adapun cara-cara yang bisa kita lakukan yakni:
1. Membuat jadwal batasan waktu dan program acara yang sesuai dan boleh diliat.
Hendaknya orang tua mempunyai program waktu untuk membatasi anaknya dalam menonton TV dengan dibuatkannya jadwal. Namun perlu diterapkan sejak awal untuk membuat kesepakatan agar jadwal dipastikan harus ditaati. Dan tentunya setiap anggota keluarga harus bisa konsekuen dengan kesepakatan tersebut dan orang tua bisa bersikap tegas untuk bilang “tidak “ kepada anggota yang mencoba melanggar.
2. Memberikan tayangan yang pas yang bisa mengingatkan kepada kebesaran Allah.
Program yang ditonton pun juga harus lulus sensor dari orang tua, bukan hanya lulus sensor dari departemen penyiaran saja. Artinya orang tua memberikan acara yang sesuai dan mendidik atau bisa mengingatkan kita pada kebesaran Allah.
3. VCD yang bermanfaat yang bisa menambah pengetahuan.
Karena kebanyakan tayangan televisi sangat tidak mendidik, kita bisa mencari alternatif lain untuk memanfaatkan Televisi seandaninya kita tak bisa melenyapkannya dari rumah kita. Yaitu dengan menyetel VCD yang lebih bermanfaat dan mendidik. Misalnya VCD pengetahuan, Sains dan lain-lain.
4. Menggantinya dengan buku-buku yang bermanfaat.
Memberikan bacaan yang bermanfaat merupakan alternatif untuk mengurangi kecenderungan anak terhadap televisi. Pastikan bacaan yang sesuai dengan perkembangan anak dan yang mereka sukai. Cara ini juga menanamkan anak untuk gemar membaca.
5. Memberikan permainan edukatif.
Berikan permainan yang bisa mengembangkan kreatifitas psikomotorik mereka dan menumbuhkan kreativitas anak daripada hanya sekedar menjadi penonton pasif. Alat permainan edukatif ataupun area pasir sehingga mereka lebih bisa bereksplorasi dengan hal itu. Anak-anak sebaiknya diberikan aktivitas gerak karena hal ini bisa membentuk motorik halus maupun kasarnya
Menjadi bagian dari tanggung jawab bagi orang tua, bahwa kesadaran bahwa kita tak sendirian dalam mendidik anak-anak kita. Tapi lingkungan turut menjadi pendidik bagi anak-anak kita. Bahkan apa yang ada di dalam rumah kita menjadi bagian terpenting dalam pendidikan anak, termasuk televisi. Televisi yang menjadi bagian dari hidup kita menjadi bahaya tersendiri bagi seorang pendidik yang tidak bisa memenejnya dengan baik. Janganlah televisi menjadi musuh terbesar kita dalam menanamkan pengaruh dan pemikiran menyimpang untuk anak-anak kita karena kelalaian dan ketidakwaspadaan kita. Wallahul musta’an
sumber : duniarumah.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar
koment :