Adab-adab berkomunikasi

Posted on
  • by
  • ابوالياس
  • in
  • Label:

  • Hendaknya pembicaran selalu di dalam kebaikan. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:

    "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecualibisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atauberbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia". (An-Nisa:114).

    hendaknya pembicaran dengan suara yang dapat dide-ngar, tidak terlalukeras dan tidak pula terlalu rendah, ungkapannya jelas dapat difahamioleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau dipaksa-paksakan.

    Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna bagimu. HaditsRasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam menyatakan: "Termasukkebaikan islamnya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidakberguna". (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

    Janganlah kamu membicarakan semua apa yang kamu dengar. Abu HurairahRadhiallaahu 'anhu di dalam hadisnya menuturkan : RasulullahShallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Cukuplah menjadi suatudosa bagi seseorang yaitu apabila ia membicarakan semua apa yang telahia dengar".(HR. Muslim)

    Menghindari perdebatan dan saling membantah, sekali-pun kamu berada difihak yang benar dan menjauhi perkataan dusta sekalipun bercanda.Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku adalahpenjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindaribertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar; dan (penjamin) istana ditengah-tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipunbercanda". (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

    Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa. Aisyah Radhiallaahu'anha. telah menuturkan: "Sesungguhnya Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam apabila membicarakan suatu pembicaraan, sekiranya ada orang yangmenghitungnya, niscaya ia dapat menghitungnya". (Mutta-faq'alaih).

    Menghindari perkataan jorok (keji). Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang mu'min itu pencela atau pengutuk atau kejipembicaraannya". (HR. Al-Bukhari di dalam Al-Adab Mufrad, dandishahihkan oleh Al-Albani).

    Menghindari sikap memaksakan diri dan banyak bicara di dalam berbicara.Di dalam hadits Jabir Radhiallaahu 'anhu disebutkan: "Dan sesungguhnyamanusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hariKiamat kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-purafasih dan orang-orang yang mutafaihiqun". Para shahabat bertanya: WahaiRasulllah, apa arti mutafaihiqun? Nabi menjawab: "Orang-orang yangsombong". (HR. At-Turmudzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).

    Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba. AllahSubhaanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: "Dan janganlah sebagiankamu menggunjing sebagian yang lain".(Al-Hujurat: 12).

    Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya,juga tidak menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang dibicarakannya,tidak menganggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.

    Jangan memonopoli dalam berbicara, tetapi berikanlah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara.

    Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan perasaandan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dankekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian,permusuhan dan pertentangan.

    Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah orangyang berbicara. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya:

    "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokankaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebihbaik dari mereka (yang mengolok-olokan), dan jangan pula wanita-wanita(mengolok-olokan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita(yang diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan).(Al-Hujurat: 11).


    Penulis : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

    0 komentar:

    Posting Komentar

    koment :

     
    Copyright (c) 2011 Moslemblog's byAbu ilyas.