Rumah adalah habitat terbaik bagi seorang muslimah, di sana dia meraih ketenangan dan ketentraman, di sana dia merengkuh kebahagiaan bersama keluarganya, di sana dia menumbuhkan cinta dan kasihnya, di sana dia mendidik diri dan buah hatinya, di sana dia menegakkan nilai-nilai Rabbnya,
di sana dia menerapkan ajaran-ajaran agamanya, di sana dia membina sebuah masyarakat kecil mandiri,
di sana dia menjaga dan melindungi dirinya, di sana dia mewujudkan segala impian dan angan-angannya, di sana dia melakukan dan merencanakan segalanya. Semua itu menjadikan rumah habitat terbaik baginya.
di sana dia menjaga dan melindungi dirinya, di sana dia mewujudkan segala impian dan angan-angannya, di sana dia melakukan dan merencanakan segalanya. Semua itu menjadikan rumah habitat terbaik baginya.
Namun demikian rasa bosan sering timbul, rasa jenuh acap kali muncul, rasa jemu tidak jarang mendera karena keberadaan di rumah. Dalam batas-batas tertentu wajar karena jenuh dan bosan merupakan pembawaan yang menempel pada setiap manusia, di samping hal ini kembali kepada penyebabnya secara umum yaitu rutinitas yang datar dan aktivitas monoton serta lingkungan yang menjadi sasaran pandangan mata tidak berubah, kamar tidur, dapur, tembok dan jendela rumah, plus kegiatan-kegiatan rumah yang sehari-harinya itu-itu saja dan hampir tidak berubah.
Bukan merupakan persoalan jika kebosanan ini datang sesaat lalu pergi lagi, itu wajar, tidak hanya yang di rumah yang mengalami hal itu, yang di luar pun akan mengalaminya, namun akan menjadi masalah jika kejenuhan datang namun ia tidak kunjung mau pergi walaupun sudah diusir dengan berbagai cara, dari yang halus hingga yang kasar, akibatnya hidup terasa kurang nyaman, ibarat masakan tidak bergaram. Jika demikian maka jangan bosan untuk membaca yang berikut ini.
1- Di rumah sebagai pilihan
Dan sudah barang tentu Anda sudah mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinannya termasuk rasa bosan yang sewaktu-waktu datang menyerang. Karena pilihan untuk di rumah adalah pilihan Anda sendiri, kesadaran Anda sendiri sebagai muslimah dengan harapan bisa mewujudkan beberapa sisi positif dari keberadaan Anda di rumah. Dari sini, karena ia merupakan pilihan atas dasar keadaran maka Anda mestinya telah siap memikul rasa jenuh ini. Sebaliknya jika Anda memilih keluar rumah dalam arti mencari kesibukan di luar, bukan jaminan Anda akan bebas dari perasaan ini.
2- Motivasi Anda di rumah
Bertanyalah kepada diri, apa yang mendorong dan memotivasi saya untuk memilih berada di rumah? Sebagai seorang muslimah, segala tindak-tanduknya termotivasi oleh keinginan meraih pahala dan ridha dari Allah Ta'ala. Jika memang demikian motivasi Anda dan seharusnya memang demikian karena secara prinsip memang ada anjuran dari agama kepada muslimah untuk itu, maka hal ini perlu Anda ingat dan perbarui pada saat Anda merasa bosan. Katakan pada diri, saya di rumah adalah demi kebaikan dan keseimbangan diri, suami dan anak-anak, semua itu karena melaksanakan apa yang diridhai oleh Allah Ta'ala, niscaya hal itu, minimal dan paling tidak, dalam batas-batas tertentu, akan menyusutkan rasa bosan Anda.
3- Merubah rutinitas
Rutinitas lebih-lebih yang monoton sering menjadi pemicu kebosanan, ini artinya jika ia terjadi pada Anda maka Anda perlu walaupun hanya sedikit merubah rutinitas tersebut atau merubah apa-apa yang bisa dirubah dari rumah Anda, terkadang sedikit perubahan memberi arti yang cukup signifikan, pergeseran posisi suatu benda di dalam rumah menciptakan pemandangan baru, cobalah ubah atau geser posisi ranjang tidur atau kursi tamu, atau tata ulang dapur Anda, sepertinya sepele namun tidak ada salahnya dicoba kan? Atau selama ini Anda mencuci di pagi hari, tidak ada salahnya sesekali dilakukan disiang atau sore hari. Atau selama ini Anda memasak sendiri, tidak ada salah seret suami untuk ikut, walaupun dia tidak bisa namun minimal meramaikan dapur, siapa tahu setelah itu dia malah jadi suka ke dapur, bukankah Anda jadi terbantu?
4- Menganggap biasa
Wajar dan lumrah kalau manusia sesekali bosan, selama kita adalah manusia dan siapa pun pasti pernah mengalami, anggaplah sebagai suatu kewajaran, jangan terlalu dipikirkan sehingga Anda justru malah pusing dan jenuh karena memikirkan kebosanan, akibatnya kebosanan pertama belum pergi, sudah datang kebosanan baru akibat memikirkan kebosanan yang pertama, numpuk-numpuk jadinya.
5- Turuti dan ikuti
Tidak ada salahnya Anda sesekali menuruti rasa bosan Anda, anggap saja hal ini sebagai masa jeda atau rehat, jika Anda bosan memasak misalnya, ya sesekali tidak masak, beli saja di warung dan setelah Anda mengetahui bahwa masakan warung tidak sesuai dengan lidah Anda maka Anda akan kembali ingin memasak. Sesekali biarkan diri Anda membebaskan diri dari kesibukan rumah, minta pengertian suami, dorong anak yang mungkin sudah mampu mengurusi dirnya untuk lebih mandiri mengusrusi dirinya sehingga Anda bisa santai, tapi ingat hanya sesekali, sebab kalau ini sering Anda lakukan maka Anda akan bosan sendiri, akhirnya Anda mengatasi kebosanan dengan kebosanan.
6- Tidak perlu mengukur diri dengan orang lain
Karena diri saya adalah diri saya dan orang lain adalah orang lain, belum tentu apa yang membuat saya bosan membuatnya bosan atau sebaliknya, belum tentu orang yang kita pandang begini dia benar-benar begini, bisa saja dia begitu karena kita hanya tahu darinya sebatas apa yang nampak darinya dan apa yang nampak bukan barometer pasti. Mungkin salah satu dari kita berpikir, enaknya si anu, pagi dia berangkat kerja, pulang sore. Nyamanya si ini, dia punya kesibukan begini dan begini. Terkadang itu yang terpikir di benak sebagian dari kita, padahal tanpa kita tahu orang yang menurut kita enak dan nyaman itu juga berpikir, enaknya si anu, dia cukup berada di rumah, tidak perlu bersusah payah berangkat kerja dan keluar rumah, tidak perlu berpanas-panas dan berhujan-hujan, tidak perlu berdesak-desakan di angkutan umum dan sebagainya.
Jadi kalau Anda merasa bosan lalu menganggap orang lain tidak bosan sehingga selalu mengukur diri dengannya maka hal ini justru akan menimbulkan kebosanan baru. Cukup ukur diri Anda dari diri Anda sendiri. Bolehlah sesekali menengok orang lain namun hal itu bukan segalanya.
7- Bertemu kawan
Dengan ziarah kepadanya atau dengan mengundangnya ke rumah, dengan pertemuan sesama saudara seperti ini, saling bertukar kabar, saling bercerita pengalaman, saling memberi hadiah walaupun hanya sekedar makanan ringan yang harganya tidak seberapa, saling memperhatikan anak masing-masing bermain, akan menciptakan suasana baru yang diharapkan bisa menetralisir rasa bosan Anda, namun satu hal yang perlu diperhatikan, tidak perlu berlebih-lebihan dalam hal ini sehingga yang terjadi Anda keluar masuk rumah orang dengan alasan menghilangkan kebosanan yang ujung-ujungnya menimbulkan kebosanan baru atau orang yang Anda datangi justru merasa bosan karena seringnya Anda nongol di depan rumahnya. Wallahu a'lam
1 komentar:
ada kalanya kita akan sampai pada titik kejenuhan
Posting Komentar
koment :