Untuk para facebookers

Posted on
  • by
  • ابوالياس
  • in
  • Label:
  • Beberapa waktu yang lalu saya ditanya, “Bagaimana ya... keluar dari FB...?” Itu pertanyaan yang tidak sulit untuk dijawab. “Mudah! Tinggal delete akun anda... dalam 14 hari anda akan menghlang selamanya.”

    Persoalannya menjadi tidak semudah itu, ketika FB telah menjadi kegemaran, kegiatan keseharian, seolah rutinitas yang jika tidak dilakukan, hari menjadi terasa membosankan. Bahkan bisa jadi layaknya sayur tanpa garam. Sebagian orang menjadi begitu ‘addicted’ dengan FB, bisa jadi ‘Facebookholic. Jika sudah begitu, akan banyak pembenaran yang dilakukan untuk intesitas waktu yang dihabiskan di FB.

    “Manfaatnya banyak,” Kata seseorang. Ya, tidak dipungkiri FB memiliki manfaat. Sebut saja di antaranya, dapat menjalin kembali silaturahim dengan teman lama yang sudah puluhan tahun entah di mana rimbanya. Anda bisa menjalin hubungan dengan ribuan bahkan jutaan orang, promosi alias beriklan produk anda dengan gratis, mendapatkan info terkini dari situs-situs kesayangan anda yang juga membuka akun FB. Anda bahkan bisa berdakwah melalui FB. Sebut saja dengan cara ‘reminder’ ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits-hadits pilihan, menulis artikel yang bisa langsung dibaca orang lain, dan sebagainya.

    Itu jenis manfaat yang bisa didapatkan. Adapun besarnya manfaat yang benar-benar didapat... wallahu a’lam. Anda tidak pernah benar-benar tahu bahwa apa yang anda tulis itu sungguh-sungguh dibaca, dan memberikan pengaruh pada jiwa yang membawa perubahan nyata. Hidayah milik Allah semata... Meskipun tentu saja itu adalah sarana yang efektif untuk menyebarkan dakwah di kalangan para pengguna yang berasal dari berbagai macam latar belakang dan kepentingan. Media penyeberan informasi murah, cepat, dengan jangkauan yang luas.

    Alih-alih mendapatkan manfaat, yang terjadi justru banyak hal mudharat yang didapatkan. Pernahkan anda menyadari, tanpa terasa waktu telah berlalu sementara anda sibuk meng-update status, menjawab komentar, menggapprove friends, invitatiion, group, gift, flower ini itu, atau sekedar komentar yang sebenarnya tidak perlu dengan sesama pengguna? FB bahkan bisa menggatikan mesengger sebagai media chatting yang mengasyikkan.

    Sebagian orang yang begitu asyik menjadikan FB sebagai sarana pelepas kebosanan, sehingga tanpa menyadari mulai menuliskan sesuatu yang sebenarnya kurang pantas dipublikasikan di depan umum. Mulai dari urusan rumah tangga, pasangan yang menunjukkan romantismenya dengan saling memuji atau menulis sesuatu di status, perdebatan panjang yang terkadang menjadi tidak jelas arahnya. Bahkan ada yang lebih buruk, saling menhina, bahkan menghina para asatidzah. FB menjadi media ngetop, tempat ungkapan perasaan dan suasana hati serta gundah gulana layaknya siaran berita, tempat ‘narsis’, kata seseorang yang tulisannya pernah saya baca.

    Nanti dulu... itu belum seberapa. Ada banyak kuis yang menarik. Anda mulai ingin tahu seperti apa diri anda. Jenis hati apa yang anda miliki? Kepribadian seperti siapakah yang anda tampilkan, Aisyah, Khadijah atau...? Akan jadi apa anda 5 tahun mendatang? Siapa inisial jodohmu? Setidaknya itu yang sempat terbaca oleh saya dari update para pengguna.

    Walhasil, niat sekedar bercanda atau bermain-main mengusir kebosanan tanpa sadar telah mendekatkan kita pada pintu syirik. Khususnya seperti jenis kuis ramalan.

    Belum lagi fasilitas dan kemudahan yang disediakan oleh alat komunikasi (HP) yang memungkinkan FB bisa diakses dimana saja, kapan saja oleh siapa saja. Bukan rahasia lagi kalau Indonesia termasuk negara pengguna HP yang sangat tinggi, bahkan termasuk anak-anak SD. Akibatnya, anak-anak yang belum matang kepribadian, emosi dan pemahamannya, para remaja yang masih labil dan tengah mencari identitas diri, banyak menjadi korban kemudahan FB. Kita lah yang mebuat FB menjadi ‘booming’, sehingga anak-anak kita, adik-adik kita pun ikut-ikutan terjun ke dalamnya, agar tidak dibilang ‘kurang gaul’ alias ketinggalan jaman. .

    FB, seperti jejaring sosial lainnya hidup dan meraih keuntungan dari banyaknya penggunanya. Seperti Friendster (FS), My Space, MP dan semisalnya. Kelak jika ada yang baru dan lebih menarik, dia akan tersingkir! Seperti sepinya FS dan jejaring sosial lainnya saat ini.

    Sayangnya, FB yang telah meraup begitu banyak keuntungan, termasuk dari jutaan kaum muslimin, tidak memberikan pelayanan yang semestinya. Pengumuman event penghinaan terhadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam itu dibiarkan termpampang selama beberapa waktu. Jika saja dia lebih seperti blog yang hanya dikunjungi orang tertentu atau yang kebetulan nyasar ke sana, mungkin tidak seberapa. Namun menyaksikannya selama beberpa waktu tanpa diminta setiap membuka akun FB, adalah sesuatu yang sangat berbeda, dengan efek yang berbeda pula. Dan bagi saya pribadi, sungguh tidak rela memberikan andil sekecil apapun bagi tumbuh kembangnya sebuah jejaring sosial yang membiarkan penghinaan itu terpampang di depan mata.

    Persoalan itu akhirnya bisa diredam dengan diisolirnya page penghinaan tersbut. Yang ini saya kurang tahu, apakah dari pemerintah yang memblokir atau dari manajemen FB sendiri. Namun yang pasti tidak ada jaminan kedepannya tidak akan terjadi lagi... who knows? Bukankah orang-orang kafir dari kalangan yahudi dan nasrani akan selalu saling tolong-menolong dan tidak akan berhenti sampai melihat umat Islam keluar dari agamanya? Dan jika sudah menyangkut hal tersebut, saya tidak menaruh prasangka baik kepada Yahudi. Anda mungkin akan mengatakan saya ‘paranoid’, akan tetapi bukankah Al-Qur’an sendiri telah jelas mengabarkan niat busuk mereka?

    FB memang hanyalah media, sebuah sarana yang dapat digunakan untuk kebaikan atau keburukan. Dan sebagaimana media lainnya, dengan segala kemudahannya FB bisa menjadi penyebab hancurnya keimanan seseorang. Penghinaan terbuka terhadap agama, seperti event EDMD, akan langsung memicu kemarahan kaum muslimin, bahkan yang Islam KTP sekalipun. Akan tetapi, serangan tersamar melalui infiltrasi budaya, syubhat, perang pemikiran, teknologi, dan segala kemudahan yang diberikan FB yang membangkitkan sikap ‘permisif’ dan ‘apology’ justru lebih patut diwaspadai. Bukankah Aceh yang begitu gigih bertahan akhirnya jatuh setelah proses infiltrasi yang dilakukan Snouk Hogranye berikut politik adu dombanya?

    Pasca EDMD, keluar atau tidak...? Setiap orang memiliki pandangan dan pendirian masing-masing. Anda lebih mengenal diri anda sendiri, mengetahui keinginan anda dan dampak dari sesuatu bagi diri anda, atau apa yang sudah dan anda lakukan dengan akun FB anda. Manfaat kah....? Atau kesia-siaan....?

    0 komentar:

    Posting Komentar

    koment :

     
    Copyright (c) 2011 Moslemblog's byAbu ilyas.