
Menggugat Demokrasi dan Pemilu, Menyingkap Borok-borok Pemilu dan Membantah Syubhat Para Pemujanya
Jangan Berkata Tanpa Ilmu
Alangkah  indahnya kalau mereka –saudara-saudara kita yang berfatwa dalam   masalah pemilu– mengatakan : “Sebagian ulama telah berijtihad … .” Atau  ulama  mereka sendiri mengatakan : “Kami berijtihad … mungkin kami  sesuai dengan  kebenaran dan mungkin juga kami keliru dan mungkin juga  ada yang menyelisihi  kami sedangkan mereka orang yang memiliki  kedudukan ilmiah yang lebih tinggi …  .” Dan seterusnya. Namun mereka mengeluarkan berbagai fatwa hukum dengan  mengatakan :  “Barangsiapa yang tidak memilih maka dia munafik, sesungguhnya  pemilu  wajib, orang yang tidak memilih berarti telah berbuat dosa …  .”
Dan semua hukum ini  keluar dari jalan hawa nafsu.  Bagaimana tidak? Dia memaksa manusia  untuk menerima hukum, sistem dan proses  legislasi ala musuh-musuh Allah  yang telah diketahui oleh semua akan bahaya dan  kerusakannya?  Sedangkan mereka tidak mampu mendatangkan satu dalil pun yang   menunjukkan dengan jelas bolehnya pemilu tersebut. Sementara dalil-dalil  yang  berbicara tentang pengharaman pemilu ada jelas-jelas. Mereka hanya   bersandar kepada ayat-ayat yang sangat jauh maknanya dari apa yang  mereka  dakwakan. Mereka juga memakai kaidah-kaidah fiqhiyyah bukan pada   tempatnya.Lebih lanjut silahkan

Download buku yang lainya :
0 komentar:
Posting Komentar
koment :