Berhati-hatilah terhadap akhwat dan ikhwan facebookiyah

Posted on
  • by
  • ابوالياس
  • in
  • Label:



  • Dulu aku mengenalmu,                                                          
    Sejak pertama komentar di statusmu,                           
    Lalu kau balik komentar di statusku
    Semua interaksi yang terkesan biasa
    komentar yang semua biasa.



    Suatu hari aku tersentak kaget,
    Dengan statusmu yang sama dengan statusku,

    Di wall mu dan di wall ku tertulis:
    “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`” (QS. Al-Baqarah:75)

    Aku lagsung koment, bilang kalau status kita sama,
    Kau tampak biasa, aku pun sama

    Beberapa hari berikutnya
    Di wall ku tertulis:
    “Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)”

    Kau langsung koment, status kita sama lagi,
    Beberapa kali berikutnya begitu
    Lagi dan lagi
    Dan bukan hanya sekali dua kali

    --------------------------
    -------------------

    Semakin lama kita semakin dekat
    Interaksi seakan begitu padat
    Dari situ aku mulai terpikat
    Betapa hati ini seakan terikat

    ------------------------------------------
    Yang begitu membuatku semakin kaget
    Pada hari itu,
    Handphoneku berdering, dari no. tanpa nama
    Aku angkat…
    Salam dari Suara ujung sana terdengar
    Suara seorang ibu.

    “Assalamu’alaikum.. Nak”,
    “wa’alaikumsalam Bu,”

    “Koq, suaramu seperti seorang perempuan Nak?”
    “Aku memang perempuan Bu,”

    Belakangan baru aku ketahui,
    Bahwa itu Ibumu,
    Yang nyasar ingin menelponmu
    Tapi malah sambung ke no.ku

    No. HP kita ternyata hanya berbeda satu angka,
    Dan itu membuat ibumu nyasar menelponku.

    Tidak tahu, apakah ini hanya kebetulan semata?
    -----------------------------------
    Sejak itu, obrolan berlanjut via HP.

    Bercanda,
    Berkenalan,
    Aktifitas apa?
    Kuliah di mana?
    Jurusan apa?
    Semester berapa?
    Dan lain-lain..

    Lagi - lagi aku terkesima
    Jurusan kita ternyata sama

    Aku semakin Tak mengerti, apakah ini masih di anggap kebetulan semata?
    ----------------------------
    Beberapa hari berselang
    Kau mulai mengurangi ritme interaksi kita
    Aku tidak paham
    Kau pun mulai diam
    --------------------------------
    Dalam perjalananku pulang kampung waktu itu
    Malam ku sendiri tak terlelap
    Dalam kereta,
    Aku mencoba membuka akunmu

    Tak bisa terbuka,
    Ternyata kau meremove ku
    Aku menangis,
    Aku pun risau,
    Apakah salah ku?
    Mencoba untuk tetap tenang dalam tidurku

    Mimpi…mimpi…
    Mimpi yang membuatku bangun seketika
    Di tengah malam itu

    Perasaanku semakin tak enak,
    Gemetar tubuhku,
    mengetik SMS untukmu,
    ku awali menanyakan sujud mu malam ini?
    Dan menanyakan
    Apa alasanmu meremove akunku?

    Ku tunggu balasanmu
    Tak ada

    Akupun mendesak mu
    Tolong dibalas
    Agar aku bisa tenang
    Agar aku bisa kembali bermimpi

    -----------------------------

    Cahaya pagi mulai menyapa
    Menembus sela-sela ruang yang menerpa
    Kau membalas SMS itu,
    Kau bilang tidak ada apa-apa

    Kau meminta ku
    Untuk SMS seperlunya
    Tanpa canda,
    Tanpa sia-sia,
    Tanpa ada kata percuma,

    Waktu pun ikut berbicara
    Tidak juga di atas jam 9 malam,
    Tidak dini hari,
    Tidak usah mengingatkan Sujud malammu

    Kau bilang takut menimbulkan fitnah
    termasuk untuk menetralisir perasaan
    dan untuk meremove ku dari fikiranmu.

    Aku sepakat dengan syaratmu.
    Aku pun menangis sejadi-jadinya,
    Ternayata selama ini aku begitu,

    -------------------

    Semua Akun FB ku, kau blokir
    No.HP mu kau ganti
    Semua celah kau tutup rapat

    Tak ada komunikasi
    Tak ada lagi interaksi

    Aku memilih sepi,
    memilih sendiri,
    Sepi dalam tangisan mata
    Sendiri dalam linangan gerimis jiwa



    Tangisan tak tertahankan
    Di sepertiga malam terkahir
    Aku memohon ampunan
    Ya Ghofar
    Ya Syahiid

    Ampuni Hamba-Mu ini
    Saksikanlah gemuruh pengharapan
    Pengampunan atas segala dosa

    --------------------------

    Wahai kau yang ada disana
    Kini Aku akan menikah

    Di hari pernikahanku nanti
    Aku ingin kau datang
    Sebagai penenang hatiku
    Bahwa kau telah bahagia

    Jika semua berjalan sesuai rencanamu
    Seharusnya kau sudah menikah di bulan Syawal tahun lalu
    Di bulan sebelumnya aku pernah menunggu
    Menuggu akan ada telepon lagi dari ibumu
    Tapi bukan karena nyasar
    Tapi menunggu kabar dari ibumu
    Bahwa kau kan melamarku

    Tapi ternyata tidak
    Hampa
    Kosong
    Tak bertuan

    ----------------------

    Aku tahu,
    Aku memang tidak pantas untukmu
    Aku yang pernah mengotori hatimu
    Maafkan aku

    Karena kau pernah bilang :
    “jika menginginkan sesuatu yang suci, maka harus di tempuh dengan jalan yang suci pula”

    Wahai kau yang ada disana
    Aku memang tidak pantas untukmu

    Terimakasih atas semua

    Kau lebih pantas dengan yang lebih terjaga juga

    ----------------------------

    Kini Aku akan menikah

    Menikah dengan orang yang belum pernah aku kenal sebelumnya
    Semua aku serahkan pada kakak laki-laki tertuaku
    Tanpa Ta’aruf
    Tanpa Nazhar

    Aku percaya pada kakakku untuk memilih yang terbaik untukku

    Sejak kejadian itu
    Aku putuskan semua interaksi dengan lawan jenis
    Aku menjadi terlalu sensitife dengan mereka

    Karena kau pernah bilang
    “seorang yang mengaku dirinya hamba, tidak akan mengulangi kesalahan berulang-ulang kali”

    -----------------------

    Kini Aku Akan Menikah…

    Maafkan aku menulis begini
    Kau tak lagi mungkin membaca catatanku ini,
    karena ternyata blokir lebih kejam dari remove
    Dan memang bukan itu yang kuharapkan..

    Ku hanya ingin mengingatkan pada yang lain,
    sebagai pelajaran untuk semua
    Just It..

    ---------------------------

    karena Aku Akan Menikah

    -----------selesai penukilan--------------

    Komentar saya:

    Inilah bahaya facebook dan internet secara umum. Hendaknya kita menjaga diri kita dari segala pintu fitnah.

    Hati-hatilah dengan akhwat facebookiyyah.

    Karena..

    Barangkali Kau bisa mendapatkan istri dari sana...
    Namun istrimu menyimpan laki-laki lain di hatinya....
    Yaitu laki-laki yang pernah ada di friendlist facebooknya.....

    Maka, jika kau tidak ingin seperti itu...
    Hendaknya kita pun juga menjaga diri kita....
    Dengan tidak bermudah-mudahan dengan lawan jenis....
    Jangan latih diri kita tuk mengkhianati kekasih kita....
    Dengan FB-an pada Wanita yang bukan mahram kita...

    karena...

    al-jazaa'u min jinsi al'amali....

    hati-hatilah dengan kata-kata "bersayap"...
    yang mungkin kita kontarkan....
    atau akhwat lontarkan kepada kita...

    Kata-kata saudari kita di atas adalah kata-kata "bersayap"....
    yaitu kata-kata yang mengatakan "pergilah",
    tetapi orang yang ditujunya akan membacanya "datanglah"...
    Yang sebenarnya kita pun malu mambacanya....

    Maka, seorang muslim yang baik adalah yang menjauhi fitnah yang merusak....
    Ia tidak terlena dengan untaian kata-kata wanita....
    tetapi terlena dengan kalamullah dan kalam nabi-Nya...

    Hati-hatilah dengan akhwat facebookiyyah.
    Karena..
    Barangkali Kau bisa mendapatkan istri dari sana...
    Namun istrimu menyimpan laki-laki lain di hatinya....
    Yaitu laki-laki yang pernah ada di friendlist facebooknya.....

    0 komentar:

    Posting Komentar

    koment :

     
    Copyright (c) 2011 Moslemblog's byAbu ilyas.